Bengkulu News #KitoNian

Dampak Corona Bagi Kesehatan Perekonomian Indonesia

Oleh: Heftika Nur Fauziah

PENYEBARAN pandemik Corona atau yang dikenal dengan Covid-19 saat ini sudah menyebar di berbagai belahan dunia salah satunya adalah Indonesia. Saat ini korban positif Corona di Indonesia dari data terakhir yang di peroleh per 2 April 2020 tersebar di 32 Provinsi dengan total kasus positif 1.790 kasus, 112 pasien dinyatakan sembuh dan total pasien yang dinyatakan meninggal dunia ada 170 pasien, serta penambahan kasus positif dalam 24 jam terakhir  yang didominasi dari Ibukota Jakarta yang merupakan pusat perekonomian di Indonesia. Indonesia juga tercatat sebagi negara dengan tingkat kematian atau mortality rate tertinggi di Asia Tenggara akibat virus ini dan peringkat ke-2 negara dengan angka kematian 8,63 persen di dunia.

Perlu kita ketahui bahwa virus Corona atau yang kita kenal sebagai Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu dan telah menjangkiti ratusan ribu umat manusia, sementara puluhan ribu orang meninggal akibat Covid-19 ini. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga telah menetapakn wabah virus Corona ini sebagai pandemik global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah meluas di berbagai negara. Lalu bagaimanakah dengan kesehatan perekonomian Indonesia?

Akibat penyebaran wabah yang sudah menyebar di berbagai  negara ini menyebabkan perlambatan ekonomi di berbagai belahan dunia. Bank dunia melalaui laporannya telah menyebutkan bahwa negara-negara tersebut perlu bertindak cepat, kooperatif, dan dalam skala besar untuk menghadapi dan mengantisipasi perlambatan ekonomi yang lebih buruk. Pemerintah juga disarankan untuk melakukan penyesuaian kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi makro. Akibat penyebaran ini juga sudah dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia mulai dari pedagang di pasar, para pedagang UMKM, pedagang yang terpaksa menutup tokonya, para ojek online yang kehilangan konsumennya, para sopir bus dan angkot yang terpaksa berhenti, kelangkaan kebutuhan pokok sehingga harga-harga kebutuhan pokok menjulang tinggi dan ini turut dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat juga baik di perkotaan maupun pedesaan.

Pemerintah Indonesia melalui presiden Joko Widodo telah menetapkan untuk tidak melockdown Indonesia tetapi menerapakan sistem global sosial distancing, sekolah-sekolah diliburkan, perusahaan-perusahan dan pabrik diliburkan diganti menjadi Work from Home, School from Home dan berbagai kegiatan yang dilakasanakan secara online untuk  mencegah penyebaran virus ini. Namun usaha ini dinilai tidak efektif karena banyak masyarakat yang masih menganggap remeh virus ini apalagi didukung oleh ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi wabah ini yang membuat kegelisahan masyarakat meningkat. Pemerintah saat ini juga sudah mengadakan Rapid Test dengan mengunakan metode drive thru namun hingga saat ini belom mampu mencegah angka peningkatan korban Covid-19 ini.

Dalam rapat terbatas yang digelar pada Senin 30 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengakui bahwa banyak pekerja Informal di Jabodetabek yang terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang sebagai akibat dari penerapan status tanggap darurat yang membatasi aktivitas warga, oleh karena itu maka program stimulus ekonomi bagi pelaku usaha Informal dan UMKM harus segera diterapkan.

Lembaga Penelitian Economi Center of Reforms on Economic (CORE) bahkan memprediksi bahwa pertumbuhan ekomomi di Indonesia berada pada kisaran -2 persen hingga 2 persen. Angka tersebut dapat dicapai jika pemerintah berhasil melakukan langkah-langakah yang lebih ketat dalam mencegah penularan virus Corona seperti di China. Pandemi Corona ini juga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran apabila penanganan pandemic virus Corona ini memakan waktu yang lama, maka periode pembatasan juga akan semakin lama, sehingga nanti golongan yang bekerja di sektor informal akan kehilangan pekerjaannya dan jatuh pada garis kemiskinan.

Menurut penuturan dari Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan 0 persen jika pandemic Covid-19 masih akan berlangsung lebih dar 3 bulan. Gubernur Bank Indonesia Perry Warijiyo juga mengatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ini akan tertahan pada tahun 2020 dan akan meningkat kembali pada tahun 2021. Prospek tersebut ditopang oleh 3 elemen penting yaitu sinergi, transformasi dan Inovasi. Dampak Corona bagi perekonomian yang lain adalah penurunan pertumbuhan ekonomi global, kususnya negara-negara tujuan ekspor dan pelemahan harga-harga komoditas, menurunya minat investasi secara signifikan, juga menyebabkan kurs dollar terhadap rupiah meninggi hingga mencapai 16.000/ $US.

Pemerintah perlu mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah penyebaran virus Corona ini dan untuk menstabilkan perekonomian di Indonesia. Dalam hal ini Center of Reforms on Economics (CORE) mengusulkan 7 kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah dalam rangka meminimalisir dampak negative terhadap ekonomi Indonesia diantaranya adalah pemerintah harus menetapkan at all cost seperti pengadaan alat kesehatan penunjang pemeriksaan, ruang isolasi, dan Alat Pelindung Diri (APD) dan menggratiskan pemeriksaan baik yang positif maupun tidak, Pemerintah dituntut untuk mengurangi beban biaya yang secara langsung dalam kendali pemerintah seperti tarif dasar listrik, BBM dan air bersih, Melakukan relaksasi pajak penghasilan baik pekerja Industri manufaktur ataupun pajak badan untuk industri manufaktur, Memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang mengalami penurunan penghasilan dan mengalami PHK, Penyaluran BLT juga perlu diikuti dengan ketepatan data penerima bantuan dan perbaikan mekanisme dalam kelembagaan sehingga BLT tidak akan salah sasaran, Mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar memberlakukan kebijakan yang mendorong lembaga keuangan untuk melakukan rescheduling dan refinancing utang-utang sektor swasta, dan yang terakhir adalah membuka peluang untuk membuat trobosan kebijakan baru.

Kita sebagai masyarakat sudah seharusnya mendukung peran pemerintah dalam menstabilkan perekonomian Indonesia dan dalam pencegahan penyebaran wabah pandemik Corona ini  dengan senantiasa mendengarkan dan mematuhi arahan pemerintah untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun sesuai anjuran WHO, menggunakan masker jika berada di keramaian dan sebisa mungkin melakukan segala hal di rumah saja.(**)

Penulis  merupakan Mahasiswi STEI SEBI

Baca Juga
Tinggalkan komen