Logo

Arti Inflasi dan Dampaknya bagi Perekonomian Daerah

BENGKULU – Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi terkait perkembangan harga barang dan jasa yang  dikonsumsi masyarakat.

Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Bengkulu, Budi Hardiyono inflasi tidak selalu berdampak buruk, tetapi harus dikendalikan dengan baik. Inflasi juga bisa menjadi insentif bagi produsen yang membuka usaha.

Arti inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam kebutuhan pokok masyarakat secara umum. Inflasi terbagi menjadi tiga bagian, pertama adalah inflasi inti yang bergerak cenderung tetap (persisten). Inflasi ini biasanya terjadi karena nilai tukar dan keseimbangan permintaan serta penawaran. Biasanya inflasi ini mudah di kontrol oleh BI (Bank Indoensia).

“Kedua adalah Inflasi administratif yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah. Seperti BBM, TDL, Telpon, Angkutan umum hingga PDAM. Inflasi administratif ini sulit untuk dikontrol,” kata Budi saat memaparkan materinya pada kegiatan Workshop Wartawan Senin (25/09/23) siang.

Kegunaan inflasi adalah untuk mengukur indeks upah dan tunjangan gaji pegawai, penyesuaian nilai kontrak, eskalasi nilai proyek, penentuan target inflasi, indeksasi anggaran pendapatan dan belanja negara. Juga sebagai pembagi PDB,PDRB maupun proyeksi perubahan biaya hidup – ingga indiaktor dini tingkat bunga dan indeks harga saham.

Bahan dasar penyusunan inflasi sendiri berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) untuk menghasilkan paket komoditas. Selain dari paket komoditas juga digunakan untuk menghitung Diagram Timbang. Penggunaan diargram timbang dapat dilihat dari hasil SBH 2018.

Workshop Wartawan

Penjelasan inflasi ini disampaikan BPS Bengkulu pada peringatan Hari Statistik Nasional yang akan jatuh pada 26 September 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Win Rizal menuturkan lewat kegiatan ini nantinya para jurnalis dapat mengerti mengenai setiap data yang diberikan BPS sebelum nantinya memberikan informasi tersebut kepada masyarakat secara sederhana dan mudah dimengerti.

Kegiatan ini diikuti oleh beberapa media baik online, Televisi, cetak, radio juga mahasiswa. Setidaknya kurang lebih 40 peserta mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini sendiri menjabarkan empat materi untuk disimak oleh para peserta.

“Jadi selain ajang silahturahmi, tapi kita juga ingin adanya bagian dari literasi statistik untuk para teman-teman wartawan. Sehingga teman-teman media mengetahui bagaimana proses dari pengumpulan data tersebut, serta paham akan hal tersebut,” demikian Win Rizal.