Logo
Solomon Muller Map, 1845.

Saranjana, Benarkah Perjalanan ke Kota Gaib Itu Menyeramkan?

Kota Saranjana, disebut sebagai Kota Gaib yang berada di Kalimantan Selatan. Nama ini jadi inspirasi film dengan judul serupa, namun dibuat dengan genre horor. Kota Saranjana sebelumnya viral berkat unggahan wisatawan yang menyebut melihat penampakan kota itu di dalam foto saat ia berwisata ke Kalimantan.

Ada juga kisah seorang pengirim paket dengan alamat yang tidak terdaftar di Google Maps. Namun, ia berhasil mengantarkan paketnya setelah ia diajak seorang kakek tua ke kota Saranjana. Benar atau tidaknya kisah itu masih menjadi misteri.

Viralnya kisah Saranjana membuat DHF Entertainment berinisiatif untuk mengangkatnya ke layar lebar. Film ini disutradarai oleh Johansyah Jumberan dan Ridho Ivander Rama dengan latar Kalimantan Selatan.

Film Saranjana menceritakan sebuah band bernama Signifikan asal Jakarta melakukan tour di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun Shita vokalis Band yang diperankan Adinda Azani menghilang secara misterius. Shita diyakini menghilang di Kota Saranjana.

Perjalanan horor mereka dimulai saat anggota band itu berniat untuk mencari Shita. Dalam trailer yang dirilis, untuk masuk ke kota itu mereka harus melewati portal Pohon Halau Halau dalam waktu hanya tujuh hari.

Petualangan sekelompok pemuda itu menemui sejumlah kejadian yang menegangkan. Trailer itu juga menampilkan penampakan-penampkan misterius dan bunyi-bunyian Gamelan. Pada akhir gambar diperlihatkan sebuah kota yang sangat megah.

Lokasi Kota Saranjana

Kota Saranjana dipercaya sebagai sebuah kota yang dihuni oleh bangsa gaib. Keberadaan kota ini tidak diketahui dengan pasti. Sebagian meyakini kota ini terletak di Teluk Tamiang, Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Versi lain menyebut Saranjana berada Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut.

Jurnal Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan karya Mansyur dari Universitas Lambung Mangkurat, menyebutkan Kota Saranjana berdasarkan eskistensi sejarah adalah sebuah fakta.

Salomon Muller (1845), seorang naturalis Jerman pernah menyebut sebuah area yang diberi nama Tandjong Sarandjana. Area ini dimasukkan ke dalam peta yang berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing tot behoorendede zuidelijkeReize in hetgedeltevan Borneo (Peta Wilayah Pesisir dan Pedalaman Kalimantan).

Peta itu mendeskripsikan letak Tandjong Serandjana berada di Pulau Laut, tepatnya di pulau Kerumputan, bagian dari wilayah Pulau Kijang. Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Solomon Muller meninggal pada 1863.

Sumber lain berasal dari Pieter Johannes Veth dalam Kamus Geografi Statistika dan Hindia Belanda yang dipublish di Amsterdam oleh P.N van Kampen pada tahun 1869. Veth menulis Sarandjana berada di sisi selatan Pulau Laut.

Kata Saranjana juga bisa dicocokkan dengan kosa kata yang berasal dari India, yang artinya tanah yang diberikan. Hal ini diungkapkan oleh Sejarawan India, Chaudhri (1919) dalam Indian Cases. Namun, kesimpulan ini tidak bisa dipakai lantaran kurangnya data dan tidak ditemukannya peninggalan ataupun warisan budaya India di Pulau Laut.

Normasunah (2017), dalam publikasinya yang berjudul Mitos pada Legenda Kerajaan Pulau Halimun di Kabupaten Kota Baru memiliki pandangan lain. Tokoh utama yang menjadi sorotan di situ adalah Raja Pakurindang, Sambu Batung dan Sambu Ranjana.

Dalam ceritanya, Raja Pakurindang memerintahkan Sambu Ranjana untuk melanjutkan pertapaan ke wilayah Selatan, sementara Sambu Batung dan Putri Perak tetap di wilayah Utara Pulau. Titah Raja Pakurindang menyebut keduanya harus tetap saling membantu meski berbeda dunia.

Lama kelamaan kata Ranjana dari Sambu Ranjana, berevolusi menjadi Saranjana dalam penyebutan warga lokal. Namun seluruh cerita di atas belum bisa memastikan keberadaan sebenarnya Kota Saranjana.

Perjalanan ke Saranjana, mengerikan?

Ada banyak cerita tentang penampakan Kota Saranjana. Sayangnya, tidak ada satupun yang bercerita soal hal yang menyeramkan di tempat tersebut. Bahkan sebagian menggambarkannya sebagai tempat indah dan dihuni oleh makhluk yang rupawan.

Seperti pada cerita Indra, dari akun TikTok @Fajar Aditya. Indra adalah seorang kurir yang mengantarkan paket atas nama Delfina Shafira. Namun Indra kesulitan untuk menemukan alamat yang tertera di situ.

Di tengah keputusasaanya, Indra ditunjukkan jalan oleh seorang laki-laki paruh baya yang mengaku mengenal Delfina. Ia mengibaskan sapu tangan ke wajah Indra lalu muncul sebuah jalan untuk menuju ke alamat Delfina.

Tak lama kemudian Indra melihat ada gedung-gedung pencakar langit yang megah menjulang. Paket tersebut langsung diantarkan ke Delfina yang diketahui memiliki paras yang rupawan.

Ada juga sebuah video yang dipublish di YouTube sekitar tahun 2020. Video itu memperlihatkan sebuah kota megah dan sangat modern saat video itu mengambil gambar seorang anak yang tengah bermain.

Terakhir muncul viral foto seorang dokter dari Kotabaru yang berlatar belakang Kota Saranjana di Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun dari keseluruhan cerita, tidak ada satupun yang menceritakan adanya penampakan menakutkan.