Logo

Perut Punai, Camilan Khas Bengkulu yang Wajib Dicoba Wisatawan

" width=

" width=

KOTA BENGKULU – Membahas soal camilan, kita biasanya diingatkan dengan snack-snack modern yang dijual di warung ataupun di gerai-gerai supermarket. Padahal, kalau jalan-jalan ke Bengkulu, wisatawan bisa mencoba snack khas Bumi Rafflesia lo, namanya “Perut Punai”.

Perut Punai bukanlah makanan yang dimasak dari perut burung. Nama itu dipakai hanya untuk mendeskripsikan bentuknya yang mirip lilitan usus. Lilitan ini dibuat bulat pipih sebesar ibu jari orang dewasa.

Di beberapa tempat, cemilan ini disebut kue keras atau juada keras dan arai pinang. Sebutan ini tidak salah sebab perut punai memang sengaja dibuat sedikit keras tapi tetap gampang dikunyah.

Camilan yang renyah dan manis ini biasanya disajikan dalam hari-hari tertentu. Seperti pada saat hajatan, pesta perkawinan maupun saat hari raya. Jika disimpan dengan rapat, perut punai juga memiliki daya tahan yang cukup lama.

Camilan Perut Punai. Foto, BN

Kuliner perut punai terbuat dari campuran tepung beras, gula, kapur sirih dan garam. Tepung beras dijemur hingga kering, dicampur dengan air garam dan kapur sirih. Adonan kemudian dibentuk agak memanjang lalu digulung menyerupai usus.

Adonan yang telah siap lalu digoreng hingga berwarna kecoklatan lalu diangkat dan dikeringkan hingga tidak berminyak. Perut punai yang sudah jadi bisa langsung dihidangkan atau dijual.

Di pusat-pusat kuliner di Kota Bengkulu, perut punai dijual dengan harga bervariasi tergantung besar atau kecilnya bungkusan yang dingin dibeli. Wisatawan bisa membelinya di pusat oleh-oleh simpang lima atau di tempat lain yang menjual kuliner khas Bengkulu.

Untuk ukuran kecil, perut punai dijual dengan harga hanya Rp 15 ribu. Harga akan bertambah tinggi hingga mencapai Rp 80 ribu jika membeli dengan jumlah banyak atau 1 Kg. (red/adv)