BENGKULU – Sudio (51) merupakan pedagang bakso, ayah dari 2 orang putranya ini mengawali dagangannya sejak merantau di Bengkulu pada tahun 1993. Waktu itu Ia dari Wonogiri, Jawa Tengah merantau ke Bengkulu diumurnya yang masih belia.
“Dari tahun 93, sudah merantau. Dari Jawa ke Bengkulu, itu umur masih 22 tahun,” kata Sudio pada Bengkulunews.co.id Rabu (01/06/2022) siang.
Demi bertahan hidup Sudio mencoba peruntungannya dengan berjualan bakso, menggunakan gerobak sambil berkeliling.
Tak disangka dalam mengais rezeki Ia dipertemukan oleh gadis pujaan hati diperantauannya, Sudio banyak mengalami sepak terjang dalam berjualan.
Ia melangkahkan kaki dari kontrakkanya di Penurunan pada pukul 9 pagi, kerap kali jualannya tersebut tidak habis dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Bahkan pernah berapa kali mengganti gerobak yang sudah tidak bisa dipakai lagi.
“Kalu hujannya dari pagi sampe sore, pasti sisa gak habis,” sambungnya.
Selama 29 tahun berjualan, Ia hampir hilang harapan. Namun Sudio tetap bertekun dan tidak menyerah, karena yang difikirkannya adalah bagaimana cara untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Yang ada difikiran, bagaimana cara untuk bisa menghidupi keluarga dan kebutuhan sehari-hari,” tutur Sudio.
Dan pada tahun 2022, kesabarannya membawa hasil. Ia dapat menyewa tempat untuk berjualan tanpa harus keliling lagi.
Penjualanpun meningkat dan Ia juga menambahkan menu baru pada jualannya tersebut, kalau biasanya saat berjualan keliling Sudio hanya bisa menjual 80 sampai 90 porsi kini Ia bisa menjual lebih.
“Alhamdulilah ada peningkatan, bisa jual 200 porsi sehari belum sama mie ayam,” sambung Sudio.
Ia berharap kedepan dagangannya ini semakin maju dan dikenal banyak orang, Sudio juga menitip pesan agar orang-orang yang sudah putus harapan terus bersemangat dan tekun dalam menjalankan pekerjaanya saat ini.
“Tetap semangat, pantang menyerah, jalani saja pasti ada hasilnya,” demikian Sudio.
