Logo

Pemkot Ingin Kelurahan Sumur Meleleh Jadi Kampung Religi di Bengkulu

BENGKULU – Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu mencanangkan Kelurahan Sumur Meleleh menjadi Kampung Religi di Bengkulu. Rencana ini dibahas lebih lanjut oleh Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama beberapa pihak terkait yang berlangsung di ruang Hidayah II, kantor Walikota, Jumat (23/6).

“Jadi, Walikota Helmi sudah mencanangkan Bengkulu kota religius, dan alhamdulillah masjid-masjid kita itu sudah banyak yang buka 24 jam. Tetapi kali ini kita ingin lebih fokus lagi. Ada sebuah kampung, sebuah kawasan yang suasana religiusnya kelihatan yakni di Sumur Meleleh,” ungkap Dedy.

Dedy menjelaskan, Kampung Meleleh dipilih karena memiliki keunikan tersendiri. Kampung yang dikenal multikultural ini memiliki tahfidz dan tempat peribadatan banyak agama.

“Alasan dipilihnya sumur meleleh karena disana itu punya dua rumah tahfidz. Kemudian punya masjid yang bagus dan makmur, dan uniknya lagi di sini multikultural. Jadi, bukan hanya kelompok islam tapi juga ada yayasan Sint Carolus yang sudah puluhan tahun ada disana, kemudian juga ada umat Buddha, dan umat agama lainnya,” lanjut Dedy.

Maksud dari multikultural, kata Dedy, ialah sebuah perkampungan yang mencerminkan tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berlandaskan nilai nilai agama dan sosial serta budaya masyarakat setempat.

“Jadi ini religi multikultural. Religinya itu religi bagi seluruh pemeluk agama. Ada islam, ada nasrani, buddha dan lainnya. Maka nanti masing-masing silakan makmurkan masjidnya, makmurkan viharanya, makmurkan gerejanya, yang jelas suasana itu akan terlihat. Nah kalau semua kita sudah melaksanakan itu, maka insya allah suasana bahagia dan cita-cita kita itu akan tercapai,” ujar Dedy.

Pemkot menjadwalkan kampung religi multikultural launching pada bulan Juli mendatang.

“Target launching kita paling lama bulan Juli, itu paling lama. Sekarang lagi disusun dan nanti target religi itu untuk umat Islam misalkan disana tidak ada lagi orang tak bisa baca Al-quran, tak ada lagi orang tidak menutup aurat. Nah nanti yang nasrani dan agama lainnya juga punya standar tersendiri,” tuturnya.