Logo

SPAM PDAM Kota Peninggalan Belanda Ternyata Lebih Baik Ketimbang SPAM Pasca Kemerdekaan

bengkulunews.co.id – Ternyata sistem pengolahan air minum (SPAM) milik PDAM Tirta Dharma Kota Bengkulu hasil peninggalan penjajah Belanda lebih baik ketimbang SPAM yang dimiliki PDAM pasca kemerdekaan. Sistem pengolahan air bekas penjajah yang berlokasikan di Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut ini merupakan sistem pengolahan lengkap dan mampu mengolah air sebanyak 80 liter per detiknya.

Sedangkan yang dimiliki PDAM pasca kemerdekaan hanya sistem pengolahan air sederhanya yang cuma mampu mengolah air sebanyak 40 dan 60 liter per detiknya. Hal ini dikemukakan Dirut PDAM Kota Bengkulu Sjobirin Hasan saat menanggapi kekeruhan air yang diterima pelanggan. Selain berdalih sumber air baku dari Sungai Bangkahulu yang tercemar, dia juga mengungkapkan keterbatasan sistem pengolahan air yang dimiliki PDAM saat ini.

[Baca Juga: Warga Kota Keluhkan Air PDAM Mirip ‘Kopi Mix’]

Ia mengatakan, sistem pengolahan air yang ada di Nelas dan 3 tempat di Surabaya berbeda. Jika di Nelas sistem pengolahannya merupakan sistem pengolahan lengkap. Di Surabaya dua tempat sistem pengolah airnya merupakan sistem pengolahan sederhana. Sedangkan satu pengolah airnya sama dengan di Nelas merupakan sistem pengolahan lengkap, namun ternyata pengolah air ini merupakan hasil peninggalan penjajah Belanda.

Kedua sistem pengolahan sederhana tersebut hanya mampu memproduksi air dengan tingkat kekeruhan air di bawah 1000 NTU. Lantas ketika ditanya kenapa dua sistem pengolahan sederhana itu tidak dilengkapkan? Sjobirin menjawab tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Tidak sedikit investasi yang ditanamkan untuk itu,” kata Sjobirin. [126]