Logo

Menyibak Sisi Kelam Pantai Panjang

Ilustrasi, Razia tempat hiburan malam

Ilustrasi, Razia tempat hiburan malam

BENGKULU – Kota Bengkulu adalah salah satu kota terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatera setelah Kota Padang. Dengan luas wilayah 144,52 km², Kota Bengkulu memiliki jumlah penduduk sebesar 351.298 jiwa. Tak kalah dengan kota lain di Indonesia, kota yang pernah menjadi tempat pengasingan presiden pertama Indonesia ini juga gemerlap dengan kehidupan malamnya.

Hari itu Sabtu 28 April 2018 tepat pada pukul 22:00 WIB, saya didampingi kepala Satuan Polisi Pramong Praja Kota Bengkulu, Mitrul Ajemi mencoba menelusuri gelapnya malam di kawasan Objek Wisata Pantai Panjang. Berdasarkan informasi yang beredar, lokasi yang menjadi tempat wisata pavorit keluarga di siang hari ini malamnya menjelma menjadi lokasi prostitusi.

Benar saja, waktu baru menunjukan pukul 23.25 WIB, kami telah disuguhi pemandangan sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang tengah asik berpesta narkoba. Tempatnya pun membuat saya terperangah, yakni di sebuah bangunan yang di siang hari menyamar sebagai rumah makan biasa. Pemandangan yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Sebuah rumah makan ternyata menyimpan enam remaja perempuan dengan kisaran usia 15-20 tahun.

Setelah diselidiki, keenam remaja perempuan tersebut berasal dari desa-desa yang ada di Provinsi Bengkulu. Alasannya klise, “Aku bersama teman-temanku hanya mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kami disini juga sedang menunggu pelanggan kami,” ujar Rina (nama samaran), diamini kelima rekannya. Mereka berenam akhirnya diangkut oleh petugas Satpol PP untuk dibina.

“Setelah pengamanan keenam perempuan remaja ini, akan langsung kami serahkan ke pihak Pengadilan Kota Bengkulu untuk lebih ditindak lanjuti. Sebelumnya saya bersama tim Satpol PP telah mengamankan 3 kasus serupa sejak dua minggu terakhir. Ada 10 Warem di Kota Bengkulu ini yang akan terus kami amankan,” ungkap Mitrul.

Semakin penasaran, saya diajak oleh petugas untuk mengamati warung lain. Anehnya setelah pengamanan keenam perempuan tersebut, semua warung mendadak tutup. Kami tidak menyerah. Dari Pantai Panjang, kami bergerak menuju Pantai Kualo.

Disini, jam telah menunjukkan pukul 03:40 WIB dinihari, kami menemukan hal yang mencurigakan. Di tempat yang sedikir remang, terlihat enam remaja laki-laki dan dua perempuan sedang berkumpul. Kami pun mengintai, pemandangan yang memilukan pun kembali membasahi mata kami. Botol minuman keras, beberapa saset obat batuk cair terlihat jelas sedang dikonsumsi. Tidak hanya itu, mereka diduga telah melakukan hubungan seks. Setelah diintrogasi, ke delapan remaja tersebut hanya diam dan tertunduk.

Karena masih remaja, malam itu mereka hanya mendapat nasihat agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Merekapun dipulangkan kerumah masing-masing setelah dijemput dengan keluarga.

“Pengintain ini akan terus kami lakukan demi keamanan Kota Bengkulu. Kami juga tidak akan hanya mengintai para alexis di pesisir Pantai saja, akan tetapi disemua tempat-tempat tertentu yang ada di Bengkulu sampai Kota Bengkulu ini benar-benar aman,” tegas Mitrul Ajemi.

Penulis : Happy Katia Densy