Bengkulu News #KitoNian

Mengenal Ecoprint: Teknik Mencetak Motif Kain dengan Tumbuhan Asli

Pakaian yang dibuat melalui teknik ecoprint di Fajar Wonk, Bengkulu. BN

BENGKULU – Eco-print merupakan proses menciptakan sebuah kain bermotif tumbuhan yang bahannya berasal dari tanaman asli. Eco-print mempertahankan warna dan bentuk asli dari tumbuhan yang menjadi motifnya.

Emi Kusmiati, salah satu pengerajin dari bahan Eco-print sekaligus pemilik Fajar Wonk mengemukakan ada tiga teknik dalam pembuatan kerajinan dari Eco-print yakni Pounding, Mirror dan Steam.

Emi sendiri lebih memakai teknik Steam (kukus), untuk mebuat tas maupun baju dari Eco-print. Proses pembuatan kerajinan ini memakan waktu kurang lebih seminggu.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, agar tercipta kerajinan dari Eco-print. Proses awalnya adalah pemilihan kain yang akan digunakan beserta menentukan ukuran.

Selanjutnya adalah tahap Scoring, yaitu proses membersihkan kain untuk menghilangkan sisa kotoran. Caranya adalah rendam kain dala larutan TRO (Turkish Red Oil), setelah itu bilas kain hingga terasa bersih. Kain yang sudah direndam akan dibilas dan dijemur hingga kering.

Tahapan selanjutnya adalah Mordanting. Rebus air dengan campuran tawas dan soda, lalu letakkan kain sambal diaduk-aduk selama satu jam. Kemudian diamkan selama semalam, setelat itu cuci kain hingga bersih dan keringkan.

Jika kain sudah kering, barulah proses pewarnaan pada kain menggunakan pewarna alami. Pewarna alami ini biasa berasal dari bahan kayu Tegeran, bukan Secang atau kayu Akasia. Nantinya kain akan direndam hingga warna meresap.

Jika sudah meresap, barulah peras kain hingga sisa air pewarna tidak tersisa. Kemudian bentangkan kain yang sudah diwarnai di tempat lapang, setelahnya letakkan daun-daun sesuai dengan motif yang diinginkan.

Bentangkan kembali kain putih diatas daun yang sudah disusun, lalu tekan daun menggunakan alat maupun tangan. Jika semua daun sudah terasa menempel, gulung kain dan ikat. Kukus kain selama kurang lebih dua jam, setelah itu dinginkan kain.

“Dan kita bisa melihat hasilnya, setelah jadi seperti ini masih perlu proses oksidasi dan fiksasi untuk hingga bisa jadi bahan untuk baju,” kata Emi.

Penulis : Cindy

Baca Juga
Tinggalkan komen