Bengkulu News #KitoNian

Lima Jenis Usaha yang Nyaris Punah Tergilas Teknologi

Ilustrasi. BN

BENGKULU – Perkembangan teknologi seolah membuat semuanya menjadi mudah. Kebutuhan bisa dilakukan hanya dengan sekali klik melalui perangkat seluler.

Silaturahmi antar kerabat juga tidak mesti dilakukan secara fisik. Melalui gawai, kini orang-orang bisa bertemu lewat media online secara gratis.

Kemajuan ini tentunya berdampak positif. Namun, ada juga bidang pekerjaan yang mau tidak mau kalah bersaing dan akhirnya terpaksa gulung tikar.

Bengkulunews.co.id telah merangkum beberapa jenis usaha yang nyaris punah akibat perkembangan teknologi.

1. Warnet

Di pertengahan 2010, jenis usaha ini masih menjadi prioritas. Tempat ini jadi pelarian, khususnya untuk pelajar dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas.

Segalanya seperti tampak mudah. Warnet yang menyediakan berbagai paket juga kerap dijadikan tempat nongkrong baik itu pecinta film maupun gamers.

Tercatat ada beberapa game yang booming dari keberadaan warnet, seperti Dota, Counter Strike, Point Blank atau beberapa game RPG lainnya.

Seiring perkembangan teknologi, akses internet kini jadi lebih mudah. Semua orang berselancar di dunia maya melalui layar smartphon. Alhasil, warnet perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Keberadaannya kini semakin susah ditemui.

2. Rental Komputer

Usai era mesin tik, rental komputer adalah salah satu tempat tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa.

Jasa pengetikan atau mengetik sendiri di tempat ini menjadi pilihan satu-satunya saat mengerjakan tugas di tahun 2000an. Komputer saat itu masih menjadi barang langka.

Di banyak tempat rental komputer masih bisa ditemui, namun jasa pengetikan sepertinya sudah mulai memudar. Mahasiswa atau pelajar kini rata-rata telah memiliki laptop.

Harganya yang terjangkau dan jasa kredit yang menjamur, membuat orang-orang lebih memilih laptop atau membeli komputer baru ketimbang mendatangi rental komputer.

3. Rental Playstation

Rental Playstation (PS) juga menjadi salah satu bisnis yang nyaris gugur. Tempat yang menjadi primadona untuk anak hingga dewasa ini kini sangat jarang ditemui.

Beberapa masih bertahan. Namun, keberadaan game online seperti mobile legend, league of legend, free fire, PUBG atau game android lainnya membuat rental plastation kini sepi peminat.

Pada awal 2000an, rental playstation masih sangat digandrungi anak muda. Evolusi game dan konsol satu ini membuatnya tidak tetap eksis hingga kemunculan game-game android seperti saat ini.

Orang-orang lebih cenderung bermain game populer secara onlie daripada bermain secara offline dan berbayar. Dulu rental ps menyediakan jasa atau paket bermain dengan hitungan jam, dimulai dari harga Rp 1500 hingga Rp. 5000,-

Lama-kelamaan, peningkatan konsol membuat biaya sewa bermain juga menjadi lebih tinggi. Ini juga menjadi salah satu penekan yang membuat rental ps mulai ditinggalkan.

4. Media cetak

Persaingan digital membuat usaha surat kabar harian menjadi terpuruk. Semakin lama, penjualan koran di Indonesia tercata mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh kemudahan mengakses informasi yang cepat hanya melalui Handphone.

Belum lagi, kemunculan media online yang kini menjamur semakin mengikis eksistensi surat kabar. Banyak surat kabar di Indoensia yang memutuskan tutup seperti koran Sinar Harapan.

Surat kabar yang telah berdiri sejak tahun 1960-an itu terpaksa menyetop produksinya pada tahun 2016 karena masalah keuangan. Media cetak yang mengulas tentang dunia sepakbola, Tabloid Bola juga harus berpamitan ke pembaca setianya pada tahun 2018 lalu.

Demi mempertahankan bisnisnya, beberapa media cetak tersebut beralih ke digital, seperti halnya yang dilakukan oleh Jakarta Globe dan Tempo.

5. Penjual CD/DVD

Penjual CD/DVD dulunya banyak bertebaran di setiap pasar. Ada yang menjual melalui toko resmi dan ada juga yang menjual secara bajakan di pelataran-pelataran toko.

CD/DVD yang dijual bisa berupa lagu maupun kumpulan film. Jenis usaha ini muncul mengimbangi eksistensi DVD/CD player yang merebak di penghujung 90an.

Sama dengan yang lainnya, penjual CD/DVD semakin lama semakin lenyap. Keberadaannya digantikan media online seperti youtube, FB maupun instagram. Belum lagi situs-situs penyedia layanan streaming berbayar maupun gratis semakin menyingkirkan penjual CD/DVD.

CD/DVD player kini juga telah semakin menghilang. Benda ini tidak lagi menjadi pilihan utama saat ingin mencari hiburan sehari-hari. (red)

Baca Juga
Tinggalkan komen