

BENGKULU – Kepala SMA Negeri 5, Bihanudin membantah tuduhan telah menjual aset sekolah berupa satu unit mobil Mitsubishi Expander. Menurutnya, informasi yang beredar tersebut tidak benar.
“Itu tidak benar atau hoaks. Itu tidak ada koordinasi dan sepihak dari media tersebut,” kata Bihanudin saat ditemui, Rabu (26/03/2025).
Bihanudin juga menjelaskan bahwa pada awalnya, pihak sekolah memang memiliki mobil operasional berupa Mitsubishi Expander yang digunakan untuk keperluan operasional, termasuk mendukung kegiatan sekolah dan kebutuhan transportasi dalam berbagai kegiatan.
Namun, setelah mobil tersebut digunakan, muncul masalah pada kunci mobil yang rusak. Upaya untuk memperbaiki masalah ini dilakukan dengan mencari tukang kunci. Meskipun sudah diperbaiki, masalah pada kunci mobil tetap terjadi berulang kali, dan pihak sekolah akhirnya membawa mobil tersebut ke bengkel Mitsubishi untuk perbaikan.
Namun, meskipun perbaikan telah dilakukan, kondisi mobil semakin memburuk, dan mobil tersebut semakin tidak layak digunakan. Oleh karena itu, pihak SMA Negeri 5 Kota Bengkulu memutuskan untuk mengadakan rapat dengan pihak komite sekolah untuk mencari solusi terbaik terkait masalah tersebut.
“Setelah berdiskusi dengan pihak komite, mereka menyarankan agar kita membeli mobil baru dengan cara mencicil atau DP,” jelas Bihanudin.
Dalam rapat tersebut, pihak komite sepakat untuk melakukan pembelian mobil baru, dan akhirnya diputuskan untuk membeli mobil Toyota Innova Reborn.
Untuk memulai transaksi, pihak sekolah melakukan pembayaran uang muka (Down Payment/DP) sebesar Rp200 juta. Sisa pembayaran mobil tersebut akan dicicil selama 4 tahun. Pembelian mobil baru ini dibiayai menggunakan dana dari komite sekolah yang memang dialokasikan untuk operasional sekolah, salah satunya untuk mendukung kegiatan seperti lomba-lomba yang melibatkan siswa di luar kota atau bahkan luar Bengkulu.
“Pembelian mobil baru ini memang merupakan keputusan bersama dengan pihak komite. Dana yang digunakan untuk DP mobil berasal dari dana komite sekolah yang memang digunakan untuk kepentingan operasional, seperti siswa dalam mengikuti lomba di luar Bengkulu,” tambah Bihanudin.
Sehingga, Bihanudin menegaskan bahwa pemberitaan yang mengatasnamakan dirinya sebagai pihak yang menjual aset sekolah adalah tidak benar dan sepihak. Ia juga menyayangkan bahwa media yang memberitakan informasi tersebut tidak melakukan konfirmasi atau koordinasi dengan pihak SMA Negeri 5 Kota Bengkulu.
“Tidak ada koordinasi dengan pihak sekolah atau saya selaku Kepala Sekolah,” tegas Bihanudin.
“Makanya tadi kita sudah temui narasumber ini untuk menjelaskan bahwa semua yang diberitakan itu tidak sesuai dengan fakta yang ada,” tutup Bihanudin.
Tidak ada komentar.