Logo
Ilustrasi Hoaks

Jenis-jenis Hoaks yang Biasa Muncul Jelang Pemilu

Hoak atau berita bohong adalah informasi yang direkayasa untuk kepentingan kelompok tertentu. Menurut Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah Septiaji Eko Nugroho “hoax” atau dalam bahasa Indonesia disebut Hoaks, merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Hoaks juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta.

Sejauh ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengidentifikasi sebanyak 425 isu hoaks pada triwulan pertama tahun 2023 yang beredar di website dan platform digital. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada triwulan pertama tahun 2022 yang mencapai 393 isu hoaks.

Pada Januari 2023 Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menemukenali 147 isu hoaks. Pada Februari 2023 terdapat 117 isu hoaks dan bulan Maret 2023 terdapat 161 isu hoaks. Total sejak bulan Agustus 2018 sampai dengan 31 Maret 2023, Tim AIS Kementerian Kominfo telah menemukan sebanyak 11.357 isu hoaks. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah jelang Pemilu 2024.

Kategori Hoaks

  • Pertama adalah Misinformasi. Misinformasi adalah informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Penyebar Misinformasi biasanya tidak memiliki niat khusus atau keinginan untuk menyebarkan kabar bohong. Penyebar Misinformasi umumnya mendapatkan kabar dari orang lain yang keliru, lalu disebarkan ke publik. Misinformasi cenderung dilakukan oleh orang-orang yang ingin membela kelompok atau orang tertentu.
  • Kategori kedua yakni Disinformasi. Pada kategori ini, penyebar sengaja membuat informasi palsu untuk disampaikan ke publik. Pembuat atau penyebar konten mengetahui bahwa informasi tersebut palsu (fabricated), tetapi tetap menyebarkannya karena ingin mempengaruhi opini publik dan mendapatkan keuntungan tertentu atas tersebarnya informasi palsu.
  • Ketiga adalah Malinformasi. Jenis ini yang umum ditemukan bertebaran di media sosial. Malinformasi adalah informasi yang benar berdasarkan penggalan atau keseluruhan kejadian sebenarnya. Penggalan itu dinarasikan dan dikemas untuk tujuan merugikan pihak lain atau mengambil keuntungan tertentu.

Jenis Hoaks

Ada tujuh jenis hoaks yang biasa digunakan oleh pelaku penyebar informasi palsu, yakni :

Satire atau parodi

Satire atau parodi adalah sebuah konten yang dibuat untuk menyindir atau mengkritik pihak tertentu. Satire atau parodi dianggap sebagai salah satu hoaks karena memiliki potensi untuk mengecoh penerima informasi. Walaupun begitu, jenis ini biasanya tidak memiliki niat jahat. Penerima informasi hanya harus mengerti tujuan dan latar belakang informasi ini dibuat.

Misleading content (konten menyesatkan)

Misleading content atau konten yang menyesatkan dibuat secara sengaja untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Konten menyesatkan biasa dibuat dengan memanfaatkan informasi sebenarnya. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic dan lain-lain, namun diedit seusai kehendah penyebar informasi.

Imposter content (konten tiruan)

Imposter content adalah konten tiruan. Informasi yang ada di konten ini diambil dari informasi yang benar namun dibuat untuk mempromosikan sesuatu. Biasanya kutipan tokoh-tokoh terkenal dipakai untuk membenarkan peristiwa atau mendukung produk maupun orang tertentu.

Fabricated Content (konten palsu)

Konten hoaks yang satu ini dibuat sengaja untuk menipu orang-orang. Seluruh informasi, gambar, video ataupun hal lainnya yang ditampilkan merupakan hasil rekayasa.

False connection (koneksi yang salah)

False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.

False context (konteks keliru)

False context adalah konten yang keliru seperti pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Konten-konten itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.

Manipulated content (konten manipulasi)

Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Jenis ini biasanya menggunkan sumber informasi yang benar lalu diedit atau disunting ulang, sehingga tampak seolah itu konten asli.

Hoaks Jelang Pemilu

Bawaslu RI memprediksi puncak penyebaran hoaks di media sosial akan terjadi di bulan Februari 2024. Prediksi ini didasarkan pada fenomena yang terjadi pada April 2019 menjelang tahapan Pemungutan Suara.

Berdasarkan data yang ada pada 2019 lalu, sebanyak 501 isu hoaks menyebar pada saat tersebut dan itu merupakan puncak dari penyebaran hoaks pada gelaran Pemilu 2019. Secara khusus ada beberapa jenis hoaks pemilu yang umum ditemukan di media sosial, diantaranya :

Potongan Video

Potongan video pidato atau hasil wawancara tokoh politik yang dibuat dan dinarasikan sebagai suatu hal yang negatif. Padahal jika disaksikan secara keseluruhan, video tersebut tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pembuat hoaks.

Tuduhan Memihak

Tuduhan memihak ini biasa digunakan dengan gambar dan tulisan khusus. Foto tokoh politik yang ingin disasar diedit dengan identitas tertentu, seolah-olah tokoh itu memihak kepada kelompok atau orang dengan framing negatif.

Hoaks Agama

Agama kerap menjadi alat politik saat pemilu. Gambar dan potongan video dibuat seoalah-olah tokoh politik tersebut mempunyai misi khusus yang berhubungan dengan agama.

Survey Palsu

Survey palsu juga sering dijumpai jelang pemilu. Biasanya survey ini menunjukkan kemenangan atau kekalahan salah satu tokoh yang ikut serta dalam pemilu tersebut.

Terjerat Hukum

Tokoh yang ingin diserang disebut terlibat kasus hukum tertentu. Si tokoh dinarasikan sebagai oknum yang saat ini terlibat kasus yang dianggap buruk oleh masyarakat.

Dukungan Tokoh Terkenal

Nama-nama tokoh terkenal, artis, tokoh agama, adat ataupun pemimpin kelompok biasa turut jadi korban hoaks jenis ini. Foto tokoh itu dimanipulasi seolah mendukung calon tertentu.