Harga Sawit di Bengkulu Turun, Ini Penyebabnya!

Handi Handi
Organisasi petani sawit mengapresiasi kebijakan pencabutan larangan ekspor CPO oleh Presiden.

Organisasi petani sawit mengapresiasi kebijakan pencabutan larangan ekspor CPO oleh Presiden.

BENGKULU Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di tingkat pabrik (usia tanam 10-20 tahun) di wilayah Bengkulu mengalami penurunan pada periode Februari 2025 jika dibandingkan dengan harga di bulan Januari 2025.

Harga TBS kelapa sawit untuk periode Februari berada pada angka Rp2.643 perkilo, turun sebesar Rp1.126, sebelumnya harga saat di bulan Januari yang tercatat sebesar Rp3.769 perkilo.

“Penurunan harga TBS ini dipengaruhi oleh laporan penjualan produk turunan kelapa sawit yang disampaikan oleh perusahaan,” ujar Bickman Panggarbesi, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu.

Diketahui, Keputusan penetapan harga TBS didasarkan pada berbagai faktor, seperti data indeks K, harga CPO, harga kernel, serta faktor lainnya yang diputuskan secara transparan. Data harga ini dihimpun dari 14 pabrik kelapa sawit yang beroperasi di Bengkulu, dari total 31 pabrik yang ada.

Berikut rincian perhitungan harga TBS didasarkan pada harga CPO sebesar Rp12.856,66 per kilogram, turun dari harga Januari yang mencapai Rp17.829,88 per kilogram. Sementara harga Kernel tercatat sebesar Rp10.103,15 per kilogram, sedikit turun dari harga Januari yang berada di angka Rp10.931,39 per kilogram. Indeks K tercatat mencapai 88,36 persen, sedikit meningkat dibandingkan 87,44 persen di bulan Januari 2025.

Disamping itu, harga sawit yang berusia 3-9 tahun berada di kisaran Rp2.233,47 hingga Rp2.614,40 per kilogram, yang juga mengalami penurunan, yang sebelumnya di Januari, Rp3.184,02 hingga Rp3.716,47 per kilogram.

Kemudian, harga TBS sawit pada usia tanam 11 – 25 tahun tercatat di angka Rp2.420,11 hingga Rp2.680,73 perkill, turun dari harga Januari yang mencapai Rp3.391,37 hingga Rp3.767,92 per kilogram.

Meski demikian, Bickman meminta kepada seluruh petani sawit agar tetap menjaga kualitas TBS supaya dapat kembali naik harga yang ditentukan. Ia juga menekankan untuk pentingnya kemitraan antar kelompok tani dan pabrik minyak sawit (PMS) yang beroperasi di Bengkulu.

“Kemitraan yang baik antara petani dan pabrik akan membantu menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.