Logo

Gubernur Bengkulu Sebut Data Pasien Covid-19 Diumumkan Sesuai SOP

Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memberikan pendapat akan desakan masyarakat tersebut. Dia mengatakan, data yang disampaikan sudah sesuai SOP yang berlaku.

“Tidak ada yang kita tutupi untuk kita bagi informasi ke masyarakat itu sendiri. Kita sudah usahakan yang terbaik terkait update info Covid-19. Jadi, mari kita bekerjasama untuk saling mendukung satu sama lain” kata Rohidin, dari rilis yang masuk ke email redaksi bengkulunews, Minggu (10/5/20).

Sebelumnya, diberitakan penambahan kasus Covid-19 di Provinsi Bengkulu melonjak dari 14 menjadi 37 kasus pasca diumumkan ada penambahan kasus sebanya 23 orang, Sabtu kemarin (9/5/20).

Dari data tersebut, beredar kabar diantaranya adalah mantan pejabat atau petinggi Polda Bengkulu yang sering berinteraksi dengan Gubernur Rohidin dan kalangan jurnalis.

Tidak hanya masyarakat, kecemasan pun muncul di kalangan jurnalis. Alasanya, menyangkut keselamatan banyak orang.

Baca juga : Jurnalis Bengkulu Kecam Tim Gugus Tutupi Data Pejabat Positif Covid-19

Terkait beberapa pasien yang berasal dari tenaga medis kesehatan, Gubernur Rohidin menyebut bahwa sebelum dinyatakan positif Covid-19, mereka sudah melakukan isolasi di Badan Diklat Provinsi Bengkulu sejak pertengahan Maret lalu.

“Jadi tidak ada guna juga mencari tau alamat detail pasien, karena tenaga medis tersebut tidak berada di kediamannya jauh sebelum menangani pasien Covid-19 sebelumnya. Coba kita mulai sekarang untuk menghargai privasi keluarga pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” tegas Gubernur Rohidin.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni juga angkat bicara terkait desakan masyarakat akan keterbukaan data pasien positif covid-19.

Menurutnya, persoalan tersebut merupakan hal yang wajar dirasakan oleh masyarakat Provinsi Bengkulu saat ini.

“Kita sebagai manusia biasa tentu memiliki rasa cemas akan informasi terkait apapun mengenai pandemi saat ini. Tapi, jangan sampai berlebihan, hal ini bisa mengakibatkan miskomunikasi yang akan terjadi kedepannya nanti,” jelas Herwan.

Dia menambahkan, miskomunikasi yang dimaksud bisa berbentuk munculnya data-data yang tidak valid. Sehingga informasi yang hadir di tengah masyarakat informasi hoax.

“Di sini kita selaku tim gugus tugas penanganan Covid-19 di Provinsi Bengkulu akan terus bekerja dengan protokol komunikasi publik. Dimana kita tidak boleh membuka data pasien dengan lengkap. Yang boleh kita informasikan hanya berupa inisial, umur, jenis kelamin, hingga gejala yang dirasakan pasien tersebut,” jelas dia.

Lanjut dia, seperti imbauan Gubernur bawha tidak perlu memikirkan hal sejauh itu. Menurutnya, dengan fokus mengikuti anjuran tidak keluar rumah dan menghindari kerumunan bisa memutus mata rantai penyebarab virus corona.

“InsyaAllah kita bisa memutus mata rantai pandemi covid-19 secepat mungkin,” tutup Herwan.(rls)