Logo

DPPPAKB Buat Gelang Peti, Apa Hubunganya dengan Perempuan?

BENGKULU – PPKTP (Pencegahan Penangan Kekerasan Terhadap Perempuan) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DPPPAKB) Ni’ma Yulian Hartati.SKM.,M.kes menjelaskan Gelang Peti adalah Gerakan Lanang Peduli Tino (Gelang Peti). Gerakan ini diinspirasi dari aksi Internasional yaitu He For She yaitu Gerakan Laki-laki untuk Perempuan.

“Jadi supaya kita bisa lebih merakyat lagi di Bengkulu makanya kita buat acara Gelang Peti lebih ke daerahan Gerakan Lanang Peduli Tino,” kata Ni’ma pada Bengkulunews.co.id dalam Sosialisasi Peran Laki-laki Dalam Pencegahan Tingkat Kekerasan Terhadap Perempuan, Jum’at (01/04/22).

Ia juga menjelaskan Gelang Peti tersebut bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada kaum laki-laki bagaimana memberikan perlindungan terhadap Perempuan serta mengingatkan kembali kepada laki-laki mengenai nasihat-nasihat sebelum pernikahan.

“Dari sosialisasi ini kita berusaha mengingatkan bagi kaum laki-laki, mengingatkan kembali dulu sebelum pernikahan nasihat-nasihat itu apa saja dan apabila bagi yang belum menikah kita akan menyampaikan apa saja sih yang harus di lakukan laki-laki. Untuk menciptakan suasana, memberikan perlindungan kepada perempuan sehingga tidak ada lagi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan,” sambungnya.

Menurut Ni’ma peranan laki-laki sangatlah banyak di dalam kasus kekerasan terhadap perempuan, dan bagaimana cara agar kasus kekerasan tersebut dapat menurun yaitu dengan cara mengedukasi kaum lelaki.

“Sebenarnya peran laki-laki itu sebenarnya banyak terutama kalau kita melihat kasus, kejadian kasus kekerasan terhadap perempuan itu dilakukan oleh laki-laki, jadi bagaimana caranya agar kasus kekerasan itu bisa menurun ya harusnya laki-laki itu yang diberikan edukasi supaya dia bisa memiliki pendidikan, pengetahuan, agar bisa menerapkan khususnya ke rumah tangga dulu,” kata Ni’ma.

Jika laki-laki sebagai kepala keluarga yang berhasil menciptakan keluarga yang aman maka Ni’ma yakin kekerasan terhadap perempuan akan menurun.

“Seandainya laki-laki ini sebagi kepala keluarga dia sudah berhasil menciptakan keluarga yang aman insya Allah kekerasan itu bisa menurun,” ucapnya.

Ni’ma juga mengatakan kekerasan terhadap perempuan di tahun 2021 sebanyak 200 lebih kasus, dan terbanyak kasus kekerasan rumah tangga tentunya hal ini dikarenakan kondisi pandemi yang berdampak pada perekonomian juga perubahan sosial.

“Sebenarnya kalu dibandingkan provinsi lain kita tidak begitu banyak, kalau 2021 sekitar 200 se provinsi itu dibandingkan kota-kota besar kita masih kecil, apalagi akhir-akhir ini ya di zaman pandemi covid ini banyak kekerasan terhadap perempuan khususnya di rumah tangga mungkin karna permasalahan ekonomi juga karna sosial,” ucapnya.