Berita Nasional dan Lokal #KitoNian

Cerita Roheli dan Serutan Es Alpukat, Tetap Bertahan dengan Cara Lama

Pokat kocok? Saat mendengar nama ini pasti kita sudah memikirkan alpukat yang dikeruk dan diberi susu untuk meredakan dahaga dan mengganjal perut.

Pokat Kocok mudah dijumpai dengan harga yang terjangkau. Proses pembuatannya cepat dan menggunakan alat-alat yang modern.

Akan tetapi di salah satu kios kuliner di pasar Barukoto ini, kita bisa menjumpai penjual Pokat Kocok yang telah bertahan selama 30 tahun dengan cara lama.

Roheli (40), generasi ke 2 penerus  usaha Es Prima, telah berjualan selama 30 tahun  di pasar Barukoto. Hal unik dalam pembuatan es miliknya adalah penambahan es serut seperti salju yang menggunung.

“ Proses pembuatan ini memang dipertahankan karena para pelanggan yang memang menyukai es ini dengan cara yang tradisional,” ujarnya kepada Bengkulunews.co.id Selasa (10/01/23) siang.

Banyaknya penyuka es yang cukup legendaris ini membuatnya tetap bertahan di tengah gempuran usaha dengan teknologi modern.

Roheli masih menggunakan cara lama dengan menekan es batu pada bagian papan stainless yang sudah dipotong sehingga memiliki ujung tajam.

Bagian atas es ditekan menggunakan alat dari kayu yang diselipkan paku agar es batu tidak bergeser.

Cara ini jauh berbeda dengan pembuatan es alpukat modern yang menggunakan mesin. Penjual hanya tinggal memasukkan balok es dan di press untuk mengeluarkan es serutnya.

Harga per gelas dari Es Pokat Kocok ini di mulai dengan harga Rp 10.000 untuk gelas kecil dan Rp 15.000 untuk gelas besar. Cukup terjangkau bukan? Dan untuk rasa tidak diragukan lagi sangat nikmat dengan isian dan toping melimpah.

Baca Juga
Tinggalkan komen