Logo

Cerita Partini yang Selalu Ngungsi, Waswas Tiap Hujan Turun

Warung dan perabotan milik Partini. Warga Desa Taba Terunjam yang terdampak banjir. Foto, BN

Warung dan perabotan milik Partini. Warga Desa Taba Terunjam yang terdampak banjir. Foto, BN

BENGKULU TENGAH – Banjir melanda beberapa titik di Provinsi Bengkulu. Salah satu diantaranya berada di Desa Taba Terunjam Kecamatan Karang Tinggi, Bengkulu Tengah.

Letak pemukiman yang mayoritas berada di bawah ketinggian jalan membuat desa ini menjadi daerah rawan banjir. Kondisi ini kini menjadi bagian dari kehidupan warga setempat dalam beberapa tahun terakhir.

“Dulu jarang. Sekarang setiap hujan selalu banjir,” ucap Partini, salah satu warga Taba Terunjam, Jumat (1/07/2022).

Rumah Partini menjadi salah satu tempat yang terdampak paling parah. Hujan yang mengguyur sejak Rabu (29/06), membuat genangan yang masuk ke rumahnya mencapai kedalaman kurang lebih 1,5 meter.

“Untungnya barang-barang sudah kita angkut keluar sejak hari pertama. Karena sudah sering kejadian jadi setiap hujan kita tidak bisa tidur nyenyak,” ungkapnya.

Banjir kali ini bukan yang terparah. Rumah Partini sempat hanya menyisakan bagian atap saat musim penghujan pada 2019 lalu.

“Sejak itu kita kalau setiap hujan selalu waswas, ini bakalan banjir apa tidak,” katanya.

Partini bersama keluarganya biasa menginap di warung yang dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah. Warung ini dianggap aman karena tinggi lantainya sejajar dengan badan jalan.

Sejumlah warga Desa Taba Terunjam yang membangun tenda darurat di baju jalan.

Berbeda dengan warga lain yang terpaksa membuat tenda darurat berjejer di bahu jalan. Tenda-tenda ini umumnya berisi perabotan rumah tangga yang sempat diselamatkan.

“Ada sekitar 30 rumah yang terkena banjir. Rata-rata menginap di tenda pinggir jalan, ada juga yang punya warung jadi tinggal di sana sementara,” sambung Partini.

Partini mengatakan, banjir ini datang karena kedalaman Sungai Bengkulu yang letaknya tepat di belakang desa lebih tinggi dari aliran sungai kecil yang melintas di tengah desa.

Ada dua sungai kecil yang mengalir dari hulu yang bermuara di Sungai Bengkulu. Saat hujan datang, aliran Sungai Bengkulu akan naik dengan tekanan yang lebih kuat ke aliran sungai yang lebih kecil.

“Akhirnya masuk dari muara melalui aliran sungai,” ungkapnya.

Sebagian warga mengusulkan untuk membuat pintu air untuk menghadang aliran sungai masuk ke desa. Namun warga lainnya tidak setuju karena khawatir banjir tetap terjadi dan hanya merendam satu sisi desa.