Bengkulu News #KitoNian

Asep Thea, Batagor Legend yang Temani Mahasiswa Tahun 90an di Bengkulu

Asep Maulana Ibrahim, pemilik usaha Asep Thea. Foto, Gita/BN

BENGKULU – Batagor merupakan makanan khas Bandung yang terkenal di segala kalangan. Menikmati batagor tidak harus pergi jauh ke Bandung, dari sekian banyak daerah di Bengkulu, ada salah satu penjual batagor yang sangat dikenal masyarakat.

Seperti Pondok Siomay dan Batagor Asep Thea atau lebih sering dikenal dengan Batagor Asep Thea. Tempat ini adalah salah satu jajanan Batagor yang sangat dikenal terutama mahasiswa di kampus – kampus kota Bengkulu.

Asep Maulana Ibrahim, pemilik usaha ini adalah seorang perantau asal Ciamis Jawa Barat. Ia mengatakan telah merintis usahanya sejak tahun 1996. Selama 27 tahun ia mengawali usahanya dengan belajar membuat usaha di Jambi dan berpindah ke Kota Bengkulu untuk membuka lapak pertamanya di Sawah Lebar. Usaha pertama ini dibuka modal awal sebesar Rp5 juta. Seiring waktu ia melanjutkan membuka usahanya di Kantin kecil Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

“Kalau merintis usaha awalnya saya mulai dari tahun 1996 di Sawah Lebar,” katanya.

Tahun 1998 ia melebarkan usahanya ke sebuah Ruko di depan Universitas Bengkulu, dan tahun 2000 ia memulai untuk membuka cabang yang mencapai 9 cabang di kantin-kantin sekolah di kota Bengkulu seperti SMA N 5 Kota Bengkulu dan SMA N 2 Kota Bengkulu. Juga kantin Universitas, seperti Universitas Dehasen dan Universitas Prof. Hazairin.

“Tahun 98 baru saya masuk kantin UNIB, baru pas tahun 2000 saya keluar dari UNIB dan mulai buka cabang ke kantin-kantin sekolah, juga kampus-kampus yang ada di Kota Bengkulu yang jumlahnya kurang lebih 9 cabang,” ujarnya

Tidak mudah untuk membuat usaha tetap stabil, banyak suka duka yang ia alami dalam merintis usahanya, seperti halnya Pandemi Covid-19 yang membuatnya menutup 6 cabang usahanya, dan hanya menyisahkan 3 lokasi yaitu, ruko Induknya di depan Universitas Bengkulu, depan Universitas Dehasen, dan toko di Simpang Skip.

Semenjak pandemi ia mengatakan mengalami penurunan penjualan, yang akhirnya ia mengatasinya dengan berjualan online bekerjasama dengan layanan ojek online.

“Semenjak pandemi penjualan kami tingkatkan mengikuti zaman, jadi jualannya pakek jasa ojek online,” imbuhnya

Usaha Batagornya ini memang banyak disukai orang terutama kalangan mahasiswa, 90 persen konsumennya berasal dari mahasiswa.

Rasa dari Batagor Asep Thea ini tidak lagi diragukan, yang membuatnya terkenal adalah porsinya yang sangat banyak dan bumbu kuah kacang beraroma jeruk yang menjadi ciri khas seperti Batagor di Kota Bandung.

“Rata-rata memang pembeli terbesar ini 90 persen mahasiswa,” katanya

Mulai dari jam 8 pagi ia membuka usahanya, dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 5.000 – Rp 15.000 an saja. Harga yang sangat terjangkau inilah yang membuat peminatnya sangat banyak.

Dengan tingkat penjualan yang tinggi Asep bisa mendapatkan omset penjualan hingga 3 juta per hari di musim mahasiswa libur semester dan saat mahasiswa kembali ke kampus ia bisa mencapai keuntungan Rp 6 juta perhari.

Penulis : Zagita Allifya

Baca Juga
Tinggalkan komen