Logo

Angka Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Bengkulu Menurun

Jumpa Pers Bhayangkari dan BP3A di Media Centre

 

bengkulunews.co.id – Data Polda Bengkulu melalui Penyidik Unit Remaja dan Anak (Renakta), Iptu. Noviaska angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu menurun. Terhitung dari tahun 2014 hingga 2016 kasus kekerasan semakin berkurang.

Hal ini disampaikannya pada jumpa pers terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak di Media Centre, Rabu (21/12). Pada tahun 2014 kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 150 kasus. Tahun 2015 menurun yakni sebanyak 130 kasus, begitupun masuk bulan November 2016 terdapat 80 kasus.

Sedangkan, untuk kasus kekerasan terhadap anak juga menurun dimana tahun 2014 sebanyak 200 kasus, 2015 sebanyak 150 kasus dan 2016 ada 100 kasus.

Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Diah Irianti, mengatakan, pihaknya akan terus melakukan edukasi guna meminimalisir kekerasan terhadap perempuan dan anak. Juga akan memperbaiki kesenjangan ekonomi.

BP3A memiliki program 3 end, diantaranya mengurangi kekerasan, perdagangan manusia serta atasi kesenjangan sosial dan pendapatan ekonomi bagi kaum perempuan. Program ini harus dilakukan dan dipertahankan.

“Bicara kemiskianan, anatara laki-laki dan perempuan masih tidak tepat. Harus ada mainstream gender. Kartu keluarga (KK) miskin perempuan diutamakan terlebih dahulu untuk dibantu, baru yang lain menyusul,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh desa untuk menciptakan program dalam hal pemberdayaan perempuan. “Sebenarnya tidak perlu ragu lagi untuk mengalihkan dana desa untuk itu,” ungkapnya.

Dingatkannya juga, dalam ketahanan keluarga. Lakukan gerakan laki-laki peduli perempuan. “Teruslah kapanyekan itu untuk ketahanan keluarga dan gerakan laki-laki peduli perempuan dan anak. Agar kasus kekerasan terminimalisir,” tambahnya.

Dengan adanya hari ibu ini, seluruh perempuan harus tahu, bahwa perempuan tidak lagi memperjuangkan kemerdekaan, tetapi berfikir bagaimana cara mengisi kemerdekaan ini. “Pada hari ibu ke 88 ini perjuangan seorang ibu sudah berbeda,” pungkas Diah.(cae1)