
Ilustrasi Quarter Life Crisis
Mungkin jika dibandingkan dengan orang lain yang memiliki segudang pengalaman, perjalananku hari ini hanyalah bagian dari proses kecil. Namun, aku tetap ingin mengucapkan terima kasih kepada diriku sendiri karena masih bertahan dan berdiri kokoh hingga saat ini. Perayaan 25 tahun bukan sekadar angka, tetapi sebuah refleksi—mengulang kembali perjalanan masa lalu dan menggapai harapan-harapan di masa depan.
Aku merasakan berbagai emosi yang bercampur aduk, tetapi sulit mengekspresikannya. Ada kebahagiaan, tetapi juga sedikit kesedihan. Apakah semua orang merasakan hal yang sama saat memasuki usia 25 tahun? Aku teringat sebuah kalimat, “Untuk yang berproses, jangan protes.” Aku memilih untuk menikmati setiap langkah dalam perjalananku. Segalanya dibangun dengan langkah-langkah kecil, karena cara terbaik menghargai proses adalah dengan menikmatinya.
Menurutku, usia 25 tahun adalah bagian dari perjalanan pengembangan diri. Ada yang pada usia ini telah mencapai puncak kesuksesan versi mereka masing-masing. Ada yang masih bersekolah, ada yang belum bekerja, ada pula yang sedang merintis usaha atau karier. Tanpa sadar, waktu berjalan begitu cepat, dan tiba-tiba aku telah memasuki usia 25 tahun. Aku pun bertanya-tanya, apakah usia ini sudah termasuk tua atau masih berada dalam fase remaja yang beranjak dewasa? Namun, yang aku yakini, 25 tahun adalah usia di mana seseorang masih terus berkembang.
Hidup penuh dengan ketidakpastian. Orang yang dulu kita anggap bodoh bisa menjadi sosok yang diperhitungkan di masa depan, sementara orang yang dulu kita anggap pintar bisa kehilangan semangat menjalani hidup. Itulah sebabnya aku selalu berpegang teguh pada prinsip bertahan, bersabar, dan terus berusaha. Kita tidak pernah tahu bagaimana roda kehidupan akan berputar, tetapi keyakinan untuk terus maju adalah bahan bakar utama dalam perjalanan ini.
Aku sadar bahwa proses yang aku jalani mungkin lebih lambat dibandingkan orang lain. Namun, aku percaya bahwa semua pencapaian besar dimulai dari langkah-langkah kecil. Kesabaran dan konsistensi dalam menjalani proses mengajarkanku bagaimana cara menghargai perjalanan hidup. Aku yakin bahwa mereka yang kini berada di puncak karier pun pernah melewati tahapan yang sama—semua diraih dengan usaha dan kerja keras. Kehidupan, bagiku, memiliki jalur yang sama: semua harus dibangun dari bawah, terlepas dari mereka yang memiliki privilese.
Selain bertahan dan memiliki keberanian, hidup juga membutuhkan ketenangan dan kedamaian. Artinya, keseimbangan antara iman dan akal harus tetap dijaga. Aku belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Mungkin sebagian orang memiliki pandangan yang berbeda dan menilai pilihanku sebagai keputusan yang kurang tepat. Namun, bagiku, memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dalam hidup adalah hal yang utama. Mengenali diri sendiri dan menjalani hidup sesuai tujuan adalah kunci ketenangan.
Aku memulai segalanya dari nol—tanpa dukungan finansial, tanpa jaringan, hanya dengan tekad dan langkah-langkah kecilku. Aku tidak pernah menyalahkan keadaan, karena ini adalah bagian dari takdir yang harus dijalani. Apa yang tidak bisa dikendalikan harus disikapi dengan bijaksana, tanpa mengurangi usaha untuk terus maju. Buktinya, banyak hal yang dulu terasa mustahil kini telah aku lewati.
Keberanian untuk mencoba adalah modal terbesar dalam hidup. Jika tidak pernah mencoba, kita tidak akan tahu seberapa kuat kita berdiri. Bukankah fondasi yang kokoh adalah hal terpenting dalam membangun sesuatu yang besar?
Untuk siapa pun yang merasa dirinya gagal, sadarlah, sudahi kesedihan, dan berdamailah dengan luka-luka yang mungkin kita ciptakan sendiri. Sambut hari esok dengan penuh kebahagiaan. Tanam dan rawat impianmu, jangan pernah mengubur mimpi-mimpi yang ingin kau bangun. Lawan rasa malas dan kegelisahan, lalu sambut masa depan dengan optimisme.
Salah satu cara terbaik untuk terus bertumbuh adalah mempercayai diri sendiri dan mengenali potensi dalam diri kita. Selama kita terus bergerak, selalu ada kemungkinan keajaiban yang menanti di depan.
Penulis : Erlan Alfarizi S.I.kom
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!