Taman Pusat Budaya Tanjung Agung Bengkulu Terbengkalai, Pengunjung Sepi

Handi Handi
Taman Pusat Budaya Tanjung Agung Bengkulu Terbengkalai, Pengunjung Sepi

BENGKULU – Taman Pusat Budaya Tanjung Agung di Kota Bengkulu, yang berlokasi di Jalan Irian RT.03 RW.01 Kelurahan Tanjung Agung, kini tampak kumuh dan tidak terawat. Banyak permainan yang rusak atau hilang, diduga diambil oleh oknum tak bertanggung jawab.

“Permainan sudah tidak ada, taman ini jadi kumuh, banyak yang rusak dan hilang,” kata Minarni, seorang pedagang setempat, Kamis (30/01/2025).

Menurutnya, sejak permainan di taman tersebut hilang, jumlah pengunjung semakin berkurang. “Sekarang makin sepi, paling hanya ada sekitar 10 orang, itu pun tidak setiap hari,” tuturnya.

Selain itu, Minarni juga mengeluhkan kondisi penerangan di taman yang tidak berfungsi, membuat kawasan tersebut gelap dan tidak menarik bagi pengunjung.

“Penerangan juga tidak ada, kalau malam suasananya gelap dan suram,” tambahnya.

Ia menceritakan bahwa saat taman ini dibangun pada tahun 2018, tempat tersebut cukup ramai dikunjungi warga. Saat itu, taman memiliki banyak permainan anak dan selalu terjaga kebersihannya.

“Semenjak taman ini ada, saya mulai berjualan. Dulu masih banyak orang yang datang,” lanjutnya.

Minarni berharap taman dapat kembali seperti dulu, dengan permainan yang lengkap, tertata rapi, dan bersih agar pengunjung kembali ramai.

“Iya, kembalikan seperti dulu lagi supaya tidak sepi,” tegasnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh salah satu pengunjung, Refi. Dulu, ia sering membawa anak-anaknya bermain di taman tersebut, namun kini kondisinya membuatnya enggan berkunjung.

“Dulu taman ini bersih, rapi, dan ramai,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sejak pandemi COVID-19, taman semakin sepi dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

“Sejak COVID, perhatian terhadap taman ini berkurang, pengunjung juga semakin sedikit,” katanya.

Refi berharap pemerintah bisa memperbaiki taman, menambah permainan, serta memperbaiki lampu penerangan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung serta pedagang.

“Kami baru mau menikmati, tapi malah hancur semua. Sekarang juga ada petugas parkir yang sering ribut, pedagang jadi takut berdagang di sini,” tutupnya.