Logo

Kenali Ciri-Ciri Cacar Air dan Cara Mengobatinya

Cacar air atau varicella merupakan salah satu penyakit menular yang umumnya terjadi pada anak-anak. Ciri-ciri cacar air yang paling mudah diketahui yaitu munculnya bintik merah dan gatal yang menyebar ke seluruh tubuh.

Penyakit kulit ini setidaknya sudah ditemukan 3.000 tahun yang lalu, dibawa oleh pedagang dari Mesir ke India pada milenium pertama Sebelum Masehi. Pada abad ke-20 ini telah membunuh setidaknya 300 juta jiwa.

Pernah menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia, cacar dinyatakan hilang pada 1980 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menjadi wabah yang berhasil diberantas tuntas. Karena itu, saat ini pencegahan dan pengobatan cacar air lebih mudah dilakukan dan tingkat kesembuhannya pun tinggi.

Sebaiknya tanya dokter spesialis kulit atau anak lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana prosedur vaksinasi cacar air untuk pencegahannya. Lebih lanjut, simak informasi mengenai cacar air berikut ini.

Penyebab Cacar Air

Cacar air disebabkan karena adanya infeksi virus Varicella zoster. Virus menyebar melalui percikan ludah saat batuk atau kontak langsung dengan cairan yang berasal dari ruam atau lepuhan pada kulit.

Penularan cacar air tergolong sangat mudah dan cepat, terutama pada orang yang belum menjalani vaksinasi cacar air. Penderita cacar air dapat menularkan virus pada orang lain sejak 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga lepuhan mengering.

Ciri-Ciri Cacar Air

Virus varisela yang menginfeksi tubuh tidak lantas menimbulkan tanda-tanda cacar air dalam 1×24 jam. Umumnya, gejala cacar air baru muncul pada hari ke-10 setelah terpapar virus varisela.

Gejala awal cacar air berupa bintik merah yang gatal, muncul di area wajah, dada, dan punggung sebelum kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Di beberapa kasus, ruam atau lepuhan dapat menyebar ke area yang lebih vital seperti mata, kelamin, dan tenggorokan.

Selain ruam, ciri-ciri cacar air lain yang menyertai dapat berupa:

  • Demam tinggi
  • Nyeri pada otot
  • Sakit kepala
  • Nyeri perut ringan
  • Mudah lelah dan lemas
  • Nafsu makan hilang

Berikut tiga tahapan ruam cacar air, yaitu:

  • Tahap 1: bintik merah kecil muncul dan menonjol di bagian tubuh tertentu
  • Tahap 2: bintik merah mulai menonjol dan berisi cairan (vesikel) lalu berubah menjadi lepuh (blister). Pada kondisi ini, penderita akan merasakan gatal luar biasa, panas, dan tidak nyaman
  • Tahap 3: ruam lepuh menjadi mengerak dan koreng. Membutuhkan beberapa hari untuk benar-benar sembuh hingga kering, hilang, dan menyisakan bekas luka seperti tompel.

Faktor Risiko Cacar Air

Anak-anak di bawah usia 12 tahun cenderung lebih rentan terkena cacar air. Selain itu, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami cacar air, meliputi:

  • Belum pernah terkena cacar air
  • Belum pernah menerima vaksinasi cacar air
  • Tinggal di daerah padat penduduk atau satu rumah ditinggali oleh banyak orang yang membuat penyebaran cacar air lebih mudah
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah (imunokompromais) termasuk orang yang menderita kanker, menjalani kemoterapi, mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi, dan penderita HIV/AIDS

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa sudah menerima vaksinasi cacar air. Seseorang yang pernah menjalani vaksin akan memiliki kekebalan lebih terhadap penyakit ini.

Meski tidak lantas menjadi benar-benar bebas dari penularan apabila kontak dengan penderita cacar air, namun setidaknya gejalanya akan lebih ringan dan lebih mudah ditangani.

Diagnosis Cacar Air

Memastikan diagnosis cacar air umumnya cukup dengan pemeriksaan fisik dan wawancara. Dokter akan menanyakan beberapa hal seperti kapan keluhan atau bintil mulai muncul, apakah pernah kontak dengan penderita cacar air belum lama ini.

Pemeriksaan fisik khas dilakukan pada pasien yaitu ditemukannya lesi kulit berupa bintil berisi cairan (vesikel). Di beberapa kasus, pasien dapat juga mengalami infeksi bakteri sekunder yang menyebabkan gejala lain seperti bengkak hingga keluar nanah dari lesi cacar air.

Pemeriksaan penunjang berikut terkadang dilakukan apabila dibutuhkan konfirmasi lebih lanjut, yaitu:

  • Tes Tzanck dengan mengambil sampel dari kerokan dasar lesi vesikel di kulit
  • Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yang juga dilakukan dengan pengambilan sampel dari lesi kulit, baik dalam bentuk vesikel hingga krusta
  • Pemeriksaan serologis untuk mendeteksi ada atau tidak antibodi spesifik varisela

Pengobatan Cacar Air

Penyakit kulit satu ini disebabkan oleh infeksi virus dan self limiting disease, sehingga pengobatan bersifat suportif. Dokter akan menyarankan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien. Selain itu, pemberian obat-obatan tertentu juga dilakukan dan dapat dijalani secara mandiri di rumah.

Pemberian antivirus terkadang dilakukan bergantung pada tingkat keparahan cacar air yang diderita pasien. Untuk meringankan gejalanya, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan berikut:

  • Obat antihistamin seperti loratadine, diphenhydramine, dan cetirizine untuk membantu mengurangi gatal
  • Obat parasetamol untuk menurunkan demam, nyeri otot, dan sakit kepala
  • Antivirus seperti valacyclovir, acyclovir, dan famciclovir
  • VZIG atau varicella zoster immunoglobuline yang diberikan pada kelompok sangat rentan termasuk bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi cacar air, baik sebelum maupun sesudah melahirkan; bayi lahir prematur, ibu hamil, dan anak-anak usia kurang dari 1 tahun

Cara Mencegah Cacar Air

Selain melakukan vaksinasi cacar air, beberapa langkah pencegahan cacar air yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Menjauhkan penderita dari anggota keluarga atau orang lain yang sehat
  • Menghindari kontak dengan penderita cacar air, baik kontak langsung maupun kontak melalui barang-barang pribadi penderita seperti handuk, alat makan, dan pakaian
  • Gunakan masker dan gloves apabila Anda harus merawat penderita cacar air
  • Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita cacar air