
Ilustrasi Penyakit Gondok. ChatGPT

Ilustrasi Penyakit Gondok. ChatGPT
Goiter atau penyakit gondok adalah kondisi medis saat kelenjar tiroid membesar secara tidak normal. Kelenjar tiroid adalah organ di leher yang berperan dalam memproduksi hormon tiroid (hormon yang mengatur metabolisme tubuh). Gejala utama dari penyakit gondok adalah adanya benjolan di leher.
Pada umumnya, goiter atau gondok tidak mempengaruhi kemampuan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon dengan baik. Namun, jika perkembangan kelenjar tiroid sangat besar, hal ini bisa mengganggu sistem pernapasan penderita sehingga diperlukan penanganan.
Penyebab gondok
Terdapat sejumlah kondisi yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami penyakit gondok, di antaranya:
- Kekurangan Iodine
Iodine merupakan zat yang berperan penting dalam proses produksi hormon tiroid. Bila asupan iodine dalam tubuh tidak tercukupi, produksi hormon tiroid menjadi terganggu sehingga otak akan memberikan sinyal pada kelenjar tiroid untuk bekerja ekstra. Hal ini bisa mengakibatkan kelenjar tiroid membesar secara tidak wajar.
- Hamil
Kehamilan juga dapat memicu terjadinya gondok. Hal ini disebabkan oleh hormon HCG yang cenderung lebih tinggi selama masa kehamilan. Tingginya hormon HCG dapat membuat kelenjar tiroid menjadi overaktif dan ukurannya membesar.
- Nodul Tiroid
Kondisi lain yang bisa mengakibatkan terjadinya gondok adalah nodul tiroid. Nodul tiroid merupakan kondisi medis yang terjadi karena adanya pertumbuhan sel tidak normal sehingga akan memunculkan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid. Berbeda dari kanker tiroid, pertumbuhan sel abnormal pada nodul tiroid umumnya tidak bersifat ganas.
Penyebab munculnya nodul tiroid hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik, gaya hidup, dan pengaruh lingkungan diduga menjadi faktor pemicunya.
- Peradangan
Peradangan pada kelenjar tiroid atau biasa dikenal dengan tiroiditis disebabkan oleh autoimun, infeksi bakteri dan virus, serta efek samping obat-obatan. Tiroiditis dapat menyebabkan kelenjar tiroid membengkak serta mengganggu produksi hormon tiroid, baik hipertiroid maupun hipotiroid.
- Penyakit Autoimun
Terdapat beberapa jenis penyakit autoimun yang turut memicu terjadinya gondok, yaitu hashimoto disease dan graves disease. Hashimoto disease merupakan kondisi medis yang terjadi karena sistem imun menyerang sel sehat dalam kelenjar tiroid. Hal ini dapat mengakibatkan produksi hormon tiroid menjadi sangat sedikit sehingga otak akan mengirimkan sinyal kepada kelenjar tiroid untuk bekerja ekstra dalam memproduksi hormon tiroid.
Gejala awal dari penyakit gondok
Gondok adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menginfeksi kelenjar ludah. Gejala yang mungkin dimulai beberapa hari sebelum pembengkakan rahang meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
Selain munculnya benjolan di leher, penyakit gondok juga dapat mengakibatkan perubahan pada kadar hormon tiroid dalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid akan menimbulkan gejala hipertiroidisme. Sebaliknya, penurunan kadar hormon ini dapat memunculkan gejala hipotiroidisme.
Gejala lain pada penderita penyakit gondok yang mengalami hipertiroidisme adalah:
- Denyut nadi meningkat
- Detak jantung cepat
- Mual dan muntah
- Diare
- Gelisah
- Gemetar atau tremor
- Lemah otot
- Berat badan menurun
- Keringat berlebih atau merasa kedinginan
- Sulit tidur
Pengobatan Penyakit Gondok
Metode pengobatan penyakit gondok tergantung pada ukuran benjolan, kadar hormon tiroid, serta gejala dan penyebabnya. Jika benjolan tergolong kecil dan tidak menimbulkan gejala, pengobatan biasanya tidak diperlukan. Namun, dokter akan tetap memantau perkembangan kondisi pasien.
Secara umum, penyakit gondok bisa diatasi dengan pemberian obat-obatan atau operasi. Obat-obatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Levothyroxine
Levothyroxine adalah obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah kadar hormon tiroid yang kurang pada penyakit gondok dengan hipotiroidisme.
- Obat antitiroid
Obat antitiroid, seperti propylthiouracil atau methimazole, diberikan pada penyakit gondok dengan hipertiroidisme.
- Yodium radioaktif
Yodium radioaktif bekerja dengan menghancurkan jaringan sel tiroid sehingga ukuran gondok mengecil. Meski demikian, metode ini dapat menyebabkan hipotiroidisme sehingga perlu diberikan tambahan hormon dari luar (terapi hormon).
Jika ukuran gondok cukup besar dan menyebabkan gangguan dalam bernapas, membuat penderita sulit menelan, dan tidak membaik dengan obat-obatan, dokter dapat menganjurkan tiroidektomi, yaitu prosedur untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
Pencegahan penyakit gondok
Bagi sebagian orang, pembengkakan yang terjadi mungkin tidak menyakitkan. Namun, kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan keluhan umum lainnya. Adapun sejumlah cara mencegah penyakit gondok, sebagai berikut:
- Hindari Rokok
Rokok mengandung nikotin, karbon monoksida, dan tar yang berdampak buruk pada kelenjar tiroid. Kandungan ini dapat mengganggu proses penyerapan yodium oleh kelenjar tiroid.
Semakin lama, kondisi tersebut dapat menyebabkan pembesaran pada kelenjar tiroid dan memicu penyakit gondok. Oleh sebab itu, Anda perlu menghentikan kebiasaan rokok untuk mencegah komplikasi serius.
Bukan hanya itu saja, rokok juga mengakibatkan kerusakan pada organ dan sistem tubuh manusia, sebagai berikut:
Iritasi pada batang tenggorokan (trakea)
Penyempitan pembuluh darah di kulit
Berkurangnya kepadatan tulang
Jumlah sperma lebih rendah
Menurunnya kesuburan dan gangguan siklus menstruasi pada wanita
Iritasi dan peradangan pada lambung dan usus
Kerutan dini pada kulit
- Jangan Konsumsi Obat-Obatan Tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu dapat memicu penyakit gondok. Obat-obatan tersebut seperti obat lithium, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati kondisi mental tertentu dan kondisi medis lainnya.
Selain itu, obat jantung, seperti amiodarone juga dapat meningkatkan risiko. Oleh karena itu, saat Anda mengonsumsi obat pastikan sudah mendapatkan rekomendasi dari dokter untuk mengetahui efek sampingnya.
- Menghindari Paparan Radiasi
Paparan radiasi yang terjadi secara terus menerus dapat mengganggu fungsi kerja kelenjar tiroid. Akibatnya, kelenjar tiroid akan terganggu dan memicu penyakit gondok.
Kondisi ini umumnya banyak terjadi pada mereka yang menjalankan terapi radiasi pada leher dan dada. Meski demikian, kondisi ini tidak dapat langsung terjadi.
Butuh waktu lama dan biasanya terjadi pada mereka yang mendapatkan terapi radiasi dalam jangka waktu yang lama. Konsultasikan dengan dokter jika Anda harus menjalani terapi radiasi untuk dapat menghindari kemungkinan dampaknya.
- Konsumsi Makanan yang Mengandung Yodium
Penyakit gondok sering dipicu karena kekurangan yodium. Nah, untuk dapat memenuhi kebutuhan yodium, Anda bisa mendapatkannya melalui garam.
Bahan alami ini sering digunakan sebagai bahan penyedap dalam masakan atau makanan. Namun, pastikan untuk memperhatikan jumlah asupannya.
Sebab, mengonsumsi garam terlalu berlebihan bisa memicu masalah kesehatan lainnya. Misalnya, gangguan ginjal, demensia vaskular, dan tekanan darah tinggi. Selain garam, Anda juga bisa mendapatkan asupan yodium dari ikan, kerang, yoghurt, dan beberapa sayuran.
- Konsumsi Bawang Putih
Bawang putih merupakan bahan alami yang sering dipakai dalam berbagai menu masakan sehari-hari. Konsumsi bahan alami ini secara teratur dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Misalnya, penyakit flu, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Bawang putih juga dapat merangsang produksi glutathione dalam tubuh. Glutathione ini terdiri dari selenium yang diperlukan kelenjar tiroid agar dapat berfungsi dengan maksimal.
Selain gondok, bawang putih juga mampu mencegah penumpukan plak di arteri dan penyakit jantung. Bahan alami ini kaya akan antioksidan yang berperan penting untuk mendukung kesehatan tubuh secara optimal.
- Mendapatkan Vaksin
Anda bisa mencegah penyakit gondok dengan cara mendapatkan vaksin MMR. Vaksin ini dapat memberikan perlindungan dalam jangka panjang terhadap penyakit campak, gondok, dan rubella.
Infeksi penyakit bisa menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lainnya. Bahkan, infeksi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti meningitis, kebutaan, dan gangguan pendengaran.
Vaksin MMR dianjurkan untuk semua kalangan usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Vaksin ini diberikan dosis sebanyak 2 kali.
Penulis : Aisyah Ramadania Umaira/Mahasiswa Universitas Dehasen
Tidak ada komentar.