Logo

Ikuti Asyiknya Tabuhan Dhol di Bengkulu

" width=

" width=

KOTA BENGKULU – Jika daerah lain memiliki alat musik khas, Bengkulu juga punya dhol. Alat musik tabuh ini telah menjadi identitas Bengkulu yang kini telah ditetapkan sebagai warisan tak benda milik Bumi Rafflesia.

Dhol adalah alat musik perkusi membranophone yang dimainkan dengan satu orang atau kelompok. Alat musik ini dulunya hanya dinikmati saat perayaan tabut di bulan muharram di Kota Bengkulu.

Dhol. Foto dok BN

Tabut adalah festival budaya tahunan yang diadakan pada tanggal 1-10 Muharram sebagai peringatan atas kematian cucu Nabi Muhammad yaitu hasan dan husen. Pada perayaan ini dhol biasanya menjadi musik pengiring pada arak-arakan tabut.

Seiring waktu, dhol kini menjadi alat musik yang kerap tampil di setiap acara yang diadakan di Bengkulu. Iramanya yang meriah dan mengundang semangat menjadi alasan dhol selalu dijadikan sebagai musik pembuka.

Dhol. Foto dok BN

Alat musik ini memiliki ukuran bermacam-macam. Ada yang ukuran standar dengan diameter 50 cm dan tinggi 57 cm dan ada juga yang berukuran mencapai diameter 90 cm sampai 100 cm dengan tinggi 70 cm.

Bahan yang digunakan dhol adalah bonggol kelapa yang sudah tua atau pohon pinang yang sudah tua. Kabarnya, bahan dari bonggol kelapa lebih kuat dan tahan lama dibandingkan bonggol pinang.

Dhol. Foto dok BN

Bonggol yang digunakan berasal dari pohon kelapa tua yang umurnya sudah lebih dari 10 tahun. Bonggol ini kemudian dipotong sepanjang satu meter dan tengahnya dilubangi. Bagian atas yang berlubang ditutup dengan kulit kambing atau domba. Proses pembuatan alat musik khas daerah Bengkulu ini memakan waktu sekitar 3 minggu. (Adv)