Logo

Buah Manis Jualan Mie Ayam di Tepi Sawah

Foto, Cindy/BN

Foto, Cindy/BN

BENGKULU – Ahyani (48) pedagang mie ayam di daerah danau dendam ini mengaku sudah berdagang selama 4 tahun di daerah tersebut.

Awalnya Ia menjual dagangannya ini menggunakan gerobak dan berkeliling, namun seiring berjalannya waktu Ia dapat berjualan tetap di Stikes mandiri.

“Karena di stikes pandemi, jadi mahasiswa bekurang, jadi kami cari suasana yang baru, karena itu pindah kesini,” kata Ahyani pada Bengkulunews.co.id siang ini, Jumat (13/05/22).

Biasanya Ahyani dapat menjual 800 porsi mie ayam per harianya, sisa pandemi tidak membuatnya berhenti dalam menjalankan usahanya tersebut.

“Alhamdulilah gak begitu parah ya, biasa-biasa aja gitu. Cuman, agak berkurang, karena pandemi. Cuman, kita masih bisa berjalan terus,” ujarnya.

Mie ayam yang dijualnya ini buka dari jam 09.30 pagi hingga jam 6 sore dan buka dari senin hingga minggu bahkan dihari libur.

“Kita buka pokoknya, gak ada libur. Kecuali, ada halangan. Kalau ada halangan baru kita libur,” sambung Ahyani.

Untuk satu porsi mie ayam ini beragam harga, dari Rp12 ribu hingga Rp17 ribu.

“Kita hargai yang biasa 12 ribu, pakai komplit telur ceker 17 ribu, pakek telur atau ceker aja 15 ribu,” tuturnya.

Ahyani juga berharap kedepannya, Ia dapat mempertahankan cita rasa dagangannya tersebut. Sehingga pembeli tidak merasakan ada perubahan pada dagangannya itu.

“Harapan kita sangat besar dek, pengunjung-pengunjungnya gimana rasa itu kita jaga, gak berubah,” demikian Ahyani.