Logo

Benteng Marlborough, Jejak Inggris di Pantai Bengkulu

" width=

" width=

KOTA BENGKULU – Salah satu peninggalan sejarah yang menjadi ikon kebanggaan Kota Bengkulu ialah Benteng Marlborough. Benteng ini berada tidak jauh dari objek wisata Tapak Paderi dan Pantai Jakat.

Benteng Marlborough merupakan peninggalan bangsa Inggris yang masuk ke Bengkulu pada akhir abad ke 16. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet.

Makam Thomas Parr, Charles Muray dan Robert Hamilton. Foto, BN

Benteng ini berada di atas tanah seluas 44.000 meter2. Ukuran bangunan berkisar 240 x 170 m. Jika dilihat dari atas, benteng ini berbentuk kura-kura dengan ketinggian dinding mencapai 8 meter dan ketebalan hingga 3 meter.

Benteng ini buka setiap hari dari pukul 08.00 wib hingga 17.00 wib. Pintu masuk utama berada persis menghadap kampung Cina dengan dua gerbang besar yang dihubungkan dengan jembatan di atas parit. Untuk masuk ke dalam benteng, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 5 ribu.

Benteng Marlborough. Foto, BN

Setelah masuk, pengunjung dapat melihat dua tulisan yang tercetak di lempengan semen dekat dengan gerbang pertama. Tulisannya merupakan peringatan atas meninggalnya pejabat Inggris kala itu. Sengaja diletakkan di situ agar tulisan tersebut tidak rusak.

Melewati gerbang pertama, ada dua buah makam yang terletak di sisi kanan atas. Makam ini merupakan tempat bersemayamnya Tomas Parr dan asistennya Charles Muray serta Robert Hamilton. Ketiganya sengaja dimakamkan di dalam benteng agar aman dari masyarakat yang saat itu sedang marah.

Benteng Marlborough. Foto, BN

Lanjut ke gerbang ke dua, terdapat ruangan di sisi kanan dan kiri. Ruangan di kanan disebut digunakan sebagai penjara militer sementara di sebelah kiri difungsikan sebagai barak pegawai.

Setelah melalui dua gerbang tersebut, pengunjung langsung menjumpai bagian tengah benteng berupa halaman yang cukup luas dengan hiasan jejeran meriam tua. Total meriam yang ada jika dijumlahkan dengan yang berada di setiap sudut benteng berjumlah 22 unit.

Benteng Marlborough. Foto, BN

Di dalam benteng juga terdapat beberapa bangunan dengan atap berbentuk segitiga. Bangunan tersebut memiliki gerbang jeruji besi yang digunakan untuk tempat pertemuan dan penjara. Kini beberapa ruangan dijadikan kantor oleh staf perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi.

Selain itu ada satu ruangan yang terkunci dan dilarang untuk dimasuki. Untuk mengakses tempat ini harus melalui prosedur perizinan yang ketat karena fisik bangunan yang dapat mengancam keselamatan pengunjung.

Benteng Marlborough. Foto, BN

Kabarnya, ruangan ini cukup luas. Konon, ruangan yang mencapai bawah tanah ini difungsikan sebagai gudang tempat penyimpanan harta. (red/adv)