Logo

Banjir Bandang Kaur, Akibat Kerusakan Hutan?

bengkulunews.co.id – Banjir Bandang yang melanda wilayah Kecamatan Nasal dan Maje Kabupaten Kaur belum lama ini disinyalir akibat kerusakan hutan, Benarkah?

Ketua Koordinator Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bengkulu Ali Akbar menyebutkan, bencana longsor, banjir yang terjadi akhir ini merupakan bentuk dari daya dukung lingkungan sudah pada titik nol.

“Banjir bandang di Kaur merupakan imbas kebijakan hutan yang salah sejak 14 tahun lalu, ada aktivitas perusahaan logging dan perkebunan, ke depan bencana ekologis serupa akan banyak terjadi, ini membuat kita prihatin,” kata Ali Akbar.

Pernyataan Ketua FPRB dibenarkan Solidaritas Masyarakat Kaur Bersatu (SMKB). Bencana banjir bandang di Kaur akibat aktivitas pengrusakan hutan oleh perusahaan perkebunan.

“Dulu hujan berminggu-minggu tidak ada banjir bandang, sekarang hujan satu hari saja maka terjadi bandang, hutan sudah rusak,” kata Perwakilan SMKB, Frangky.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Bengkulu Din Ikhwan mengatakan, banjir bandang disebabkan mampetnya aliran Sungai Air Nasal. Sehingga ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter.

Banjir bandang yang terjadi apakah akibat kerusakan hutan atau tidak, namun yang pasti keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan lingkungan dapat terganggu. (123/126)