Logo

Hapus Account Facebook Bukan Solusi

Hapus Account Facebook Bukan Solusi

JAKARTA – Sekitar 50 juta pengguna Facebook telah diangkut oleh perusahaan konsultan politik bernama Cambridge Analytica. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memenangkan kampanye Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat yang lalu. Akibat ulah tersebut, berbagai pihak menyikapinya dengan berhenti menggunakan facebook.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo, langkah berhenti menggunakan Facebook adalah tidak realistis dan bukan solusi yang tepat. Pasalnya, masyarakat terlanjur akrab dengan medsos yang selama ini juga memberikan manfaat.

“Maka, begitu keluar dari facebook, orang-orang akan mengakses medsos lain, dan yang akan dihadapi adalah masalah yang tetap sama lupa, yakni rawannya keamanan data pengguna medsos,” kata Agus di Jakarta, Minggu (25/3/2018).

Agus bilang, yang perlu dikampanyekan ke publik bukanlah berhenti bermedsos, tetapi diet bermedsos. Karena itu, masyarakat perlu didorong menggunakan medsos seperlunya, memanfaatkan hal-hal yang bermanfaat saja.

Menurut Doktor Filsafat itu, membatasi diri dalam mengakses media digital bukan berarti sama sekali putus dari dunia digital karena ini sesuatu yang tidak realistis dilakukan saat ini.

“Tetapi menanamkan kesadaran bahwa dunia digital adalah dunia yang diawasi dan dikontrol oleh kekuatan-kekuatan raksasa digital dan rawan manipulasi dan kejahatan,” tandasnya.

Upaya penting lain yang perlu dilakukan, menurut Agus, merumuskan regulasi yang mengatur tanggung jawab perusahaan medsos untuk menjaga kerahasiaan data penggunanya. Tanggung jawab dalam konteks ini semestinya juga mengandaikan sanksi jika ada pelanggaran.

“Jadi perlu dibedakan tanggung jawab cambridge analytica dan facebook sebagai perusahaan dalam kasus bobolnya data pribadi 50 juta facebook,” tukasnya.