Bengkulu News #KitoNian

Bulan Syawal, Bulan Paling Baik untuk Menikah

Ilustrasi : Istimewa

BULAN Syawal 2019 jatuh pada Rabu (5/6/2019), tepatnya hari itu tanda berakhirnya bulan ramadhan. Umat muslim merayakannya dengan hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut Lebaran.

Tahu tidak, jika banyak keistimewaan di bulan Syawal. Selain mendapatkan pahala yang besar ketika megerjakan amalan seperti puasa Syawal 6 hari ataupun itikaf di Masjid. Ternyata Bulan Syawal merupakan waktu. yang paling baik untuk menikah.

Biasanya ketika ingin menikah, kedua pasangan mencari waktu yang terbaik untuk melaksanakan pernikahan. Konon katanya, itu dilakukan untuk menghindari hal-hal terburuk yang terjadi.

Indonesia Negara majemuk yang memiliki banyak adat istiadat, terkadang banyak pasangan yang menikah karena waktu tersebut merupakan waktu terbaik untuk melakukan pernikahan.

Bulan Syawal, dalam Islam dianjurkan untuk menikah. Tanggal dan hari apapun itu suatu kebaikan bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan.

Sebagaimana sunnah rasul. Rasul menikah di bulan syawal. Seperti yang dikisahkan dalam hadis muslim dari istri rasul Aisyah RA.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan syawal dan mengadakan malama pertama dengan aku di bulan syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?,” (HR. Muslim, An Nasa’i).

Artinya bulan syawal juga bukanlah bulan biasa, dimana Allah juga menjanjikan pahala yang cukup besar bagi umat Islam yang mengerjakan ibadah dibulan Syawal.

Syawal sendiri memiliki arti yang cukup populer yakni meningkatkan. Sehingga dapat diartikan bahwa di bulan syawal kita diminta terus meningkatkan ibadah yang sudah kita lakukan selama ramadhan. Jangan sampai ibadah yang sudah kita lakukan selama ramadhan tidak kita tingkatkan ketika ramadhan berakhir.

Bulan ramadhan merupakan bulan pendidikan untuk umat muslim. Selama 30 hari umat muslim diwajibkan berpuasa. Meskipun dididik, Allah menjanjikan pahala yang berlipat bagi umatnya yang menjalani ibadah di ramadhan.

Sebagaimana dikutip bengkulunews.co.id dari laman gulalives.co, ibadah sunnah yang mendapatkan ganjaran pahala yang cukup besar di bulan Syawal yakni puasa selama 6 hari. Namun puasa ini di haramkan jika dilakukan saat tanggal 1 syawal atau saat hari idul fitri. Sebab pada hari itu merupakan hari makan dan minum.

Ada baiknya, berpuasa Syawal sekitar satu minggu setelah idul fitri. Sebab, jika masih di waktu itu, biasanya kita masih harus bersilahtuhrahmi ke rumah saudara atau kerabat. Jika kita bersilahtuhrahmi sudah tentu kita akan disuguhkan makan dan minum. Maka hal itu yang di takuti.

Allah mengganjar orang yang melakukan puasa enam hari saat syawal akan mendapatkan pahala puasa selama setahun penuh. Begitu mulianya pahala yang diberikan bagi orang-orang yang melaksanakan puasa syawal.

Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Begitupun itikaf di Masjid, sebuah amalan yang juga mendapat pahala di bulan syawal. Itikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid.

Meskipun berdiam diri, bukan berarti hanya berdiam tanpa melakukan aktifitas apapun. Saat itikaf, seseorang menjalankan sholat lima waktu dan melakukan dzikir. Ibaratnya itikaf merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah.

Itikaf biasa dilakukan di malam terakhir bulan ramadhan. Ada yang mengatakan jika itikaf dilakukan dengan satu hari penuh tinggal dan berdiam diri di dalam masjid, hingga malam terakhir bulan ramadhan.

Jika ingin keluar, hanya mencari makan. Tetapi banyak juga yang melakukan itikaf mulai dari ba’da ashar. Di bulan ramadhan, maupun bada sholat Isya dan tarawih.

Itikaf dapat diganti saat bulan syawal. Dimana saat ramadhan kita tidak sempat melakukan itikaf, maka diperbolehkan diganti di bulan syawal. (berbagai sumber)

Penulis : Erlan Oktriandi

Baca Juga
Tinggalkan komen