Lamongan – 75 desa di kab Lamongan yang rawan kena bencana hidrometeorologi membuat ancaman bagi TNI Polri dan pemkab lamongan Karna Puluhan desa tersebut berada di sekitar Sungai Bengawan Solo dan Sungai Bengawan Njero, anak Bengawan Solo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Mugito menyebut, puluhan desa tersebut ada di 9 kecamatan.
“Daerah yang rawan terkena dampak itu adalah daerah yang ada di sepanjang aliran Bengawan Solo. Mulai dari Kecamatan Babat sampai ke Kecamatan Glagah. Lainnya yaitu di sepanjang Sungai Bengawan Njero, ada sekitar 75 desa di 9 kecamatan,” kata Mugito usai Apel Kesiapsiagaan Bencana di Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, Kamis (26/11/2020).
Mugito menambahkan, 9 kecamatan tersebut yakni Babat, Laren, Karanggeneng, Turi, Maduran, Sekaran, Kalitengah, Karangbinangun dan Glagah. Selain banjir, di 9 kecamatan ini juga rawan terjadi tanah longsor, di sepanjang tanggul-tanggul sungai tersebut.
“Ancaman bencana lain yang juga bisa terjadi di Lamongan adalah tanah longsor. Baik di sepanjang Bengawan Solo maupun daerah perbukitan seperti di Lamongan bagian utara dan selatan. Sedangkan untuk angin puting beliung ini bisa terjadi di wilayah dataran tinggi,” imbuhnya.
Lebih jauh Mugito mengatakan, untuk mengantisipasi ancaman La Nina, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah. Di antaranya bersama dinas dan instansi terkait melakukan normalisasi sungai dan pembersihan saluran irigasi yang ada di kawasan Kota Lamongan.
Selain itu, lanjut Mugito, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi dan mengadakan simulasi penanganan bencana seperti hari ini. “Langkah antisipasi ini dilakukan agar jika nanti sewaktu-waktu prediksi BMKG tentang dampak La Nina benar terjadi, air bisa bergerak dengan lancar,” tambahnya.
Mugito mengungkapkan, fenomena La Nina dan dampaknya bisa terjadi di Lamongan. Berdasarkan perkiraan, puncak hujan di Lamongan akan terjadi pada Desember mendatang. Namun pada bulan-bulan selanjutnya siklus hujan masih akan tinggi.
“Puncak hujan diperkirakan Desember, namun pada Januari, Februari siklus hujan masih tinggi,” terang Mugito.
Ia mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Karena dampak La Lina pasti diikuti efek lainnya seperti banjir, puting beliung atau petir.
Sementara Bupati Lamongan H. Fadeli yang di dampingi Dandim 0812 Letkol Inf Sidik Wiyono, S.H., M.Tr.Han dan Kapolres Lamongan AKBP Harun, S.I.K., M.H. mengatakan, simulasi tanggap bencana seperti yang dilakukan oleh TNI, Polri, BPBD dan instansi terkait ini, menunjukkan sinergitas dalam menghadapi dampak fenomena La Nina. Fadeli mengakui ada beberapa kawasan di Lamongan yang rawan terjadi bencana. Terutama banjir dan tanah longsor.
“Kita sudah melakukan pemetaan dan simulasi tanggap bencana, dilakukan untuk lebih memudahkan kita ketika sewaktu-waktu terjadi bencana,” kata Fadeli.
Simulasi penanganan bencana hidrometeorologi di Lamongan ini diikuti ratusan personel gabungan. Dari TNI, Polri, PMI dan BPBD Lamongan. Aparat gabungan ini juga melakukan simulasi penanganan korban bencana yang diceritakan menjadi korban tenggelam di Bengawan Solo. Hadir dalam acara ini, Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono, S.H., M.Tr.Han dan Kapolres Lamongan AKBP Harun, S.I.K., M.H. (pendim0812)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!