Berita Nasional dan Lokal #KitoNian

Miris, Banjir Lebak Tertutup Isu Tentang Jakarta

Jakarta – Wilayah Lebak, Banten dilanda banjir bandang dan tanah longsor pada awal Januari lalu. Semua itu seolah tertutup oleh isu tentang DKI Jakarta.

Media sosial lebih ramai membicarakan banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, sebanyak 30 desa di 6 kecamatan terdampak, aktivitas lumpuh total, ribuan rumah hancur, dan 17.200 mengungsi.

Banyak cerita pilu di balik bencana yang menghantam Lebak. Dari mulai kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, cemas mati kelaparan hingga rebutan bantal di pengungsian.

Siti Khadijah, warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, dan dua orang kepala keluarga lainnya lapar tak keruan pada Kamis lalu (09/1/20).

Mereka sudah tak punya makanan yang bisa mendiamkan suara keroncong dari perut.

Siti dan dua keluarga itu mengungsi di sebuah rumah kosong tak jauh dari tempat tinggalnya yang rusak berat akibat banjir. Mereka tidak tinggal di posko pengungsian.

Saat stok makanan benar-benar habis, mereka lalu mendatangi posko pengungsian di GOR Futsal Desa Banjar Irigasi. Mencari bantuan makanan untuk dibawa pulang dan disantap bersama.

Namun, mereka tak mendapat apa yang dibutuhkan. Petugas dan relawan tidak memberi jatah makanan lantaran Siti dan dua kepala keluarga lainnya tidak terdata sebagai pengungsi.

Siti kecewa bukan kepalang. Dia takut mati kelaparan karena benar-benar sudah tak memiliki makanan. Beras bantuan dari pemerintah pusat pun sudah habis.

Berbekal harapan bantuan dari tempat lain, Siti dan 2 kepala keluarga itu lalu berjalan meninggalkan posko. Beruntung masih ada tenaga yang bisa digunakan untuk mencari bantuan makanan.

“Kami nekat datang ke sini untuk mendapatkan bantuan beras, lauk pauk, mie instan dan air kemasan,” kata Siti.

Beruntung, Posko Peduli NU masih memiliki stok logistik yang cukup banyak. Siti bersyukur bisa memperoleh bantuan sehingga bisa bertahan hidup beberapa pekan ke depan.

“Kami menyalurkan bantuan itu mencukupi untuk kebutuhan dua pekan ke depan untuk tiga kepala keluarga,” ucap relawan Posko Peduli NU, Maksum.

Sementara itu, Saprudin (45), warga Desa Banjar Irigasi, Lebak Gedong, Lebak tengah melamun di pengungsian. Benaknya diselimuti kegelisahan dan ketakutan.

Bagaimana tidak, Saprudin sehari-hari berdagang es jus keliling. Namun, gerobaknya hanyut terbawa banjir bandang. Harta benda di rumahnya pun tak terselamatkan.

“Kami belum memikirkan ke depan usaha apa, karena gerobak yang sehari-hari untuk menafkahi keluarga hilang diterjang banjir bandang itu,” ucapnya di pos pengungsian GOR Futsal.

Sejauh ini, Pemkab Lebak intensif memberikan bantuan kepada korban banjir dan tanah longsor. Bantuan makanan dan lain-lain disebar ke berbagai titik, termasuk permukiman yang sulit dijangkau.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya juga menjanjikan bantuan dana bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal. Bantuan dana stimulan untuk pembangunan rumah sebesar Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta rusak sedang dan Rp10 juta rusak ringan.

Selain itu, warga yang terdampak bencana juga akan mendapat bantuan dana hunian sementara untuk menyewa rumah Rp500 ribu per bulan. Bakal diberikan selama 6 bulan hingga tempat tinggalnya selesai dibangun.

“Kami berharap pemulihan lokasi bencana itu bisa dilakukan secepatnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Titi.

Penulis : redaksi/yas

Baca Juga
Tinggalkan komen