Bengkulu News #KitoNian

Mirip dengan Tabut, Begini Cara Warga Desa Pal Delapan Peringati Bulan Muharram

Zikir dan doa bersama dalam acara "Sedekah Bumi" di balai Desa Pal VIII

REJANG LEBONG – Warga Desa Pal VIII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menggelar “Sedekah Bumi” memperingati bulan Muharram, Jumat (28/9) kemarin. Sedekah bumi ini dilakukan sebagai tanda syukur mereka kepada sang pencipta yang telah memberikan rahmat dan berkah selama satu tahun.

“Karena berkaitan dengan bulan muharram, yakni memperingati tahun baru islam, maka setiap bulan muharram kalau bahasa Jawa nya itu bulan suro kami adakan sedekah bumi. Jadi intinya kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkahnya yang selama satu tahun ini diberikan limpahan rezeki dan kesehatan. Sehingga kita mempunyai kewajiban untuk bersyukur,” kata Sukiman, Ketua Adat Desa Pal VIII.

Sebelum melaksanakan kegiatan itu, lanjut Sukiman, warga setempat mengadakan rapat terlebih dahulu, seperti membentuk panitia dan menentukan hari pelaksanaan. Sebab sedekah bumi ini dilakukan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan bersama.

Selain itu, sedekah bumi ini hampir serupa dengan tabut yang menggunakan ritual. Seperti memotong kambing, nantinya kepala kambing itu, kata Solihin akan ditanam sebagai tanda syukur kepada bumi yang telah memberikan penghasilan. Kemudian warga melakukan zikir serta doa bersama.

“Kegiatan ini kita awali berdasarkan kesepakatan terlebih dahulu. Tradisi zaman dahulu, ada pemotongan kambing. Itu kepalanya ditanam, istilahnya itu menurut orang-orang tua dulu untuk mensyukuri bumi bahwa bumi sudah memberikan penghasilan,” tambahnya.

Jajajan Pasar

Lebih lanjut dipaparkannya, ada juga ingkung. Ingkung ini dilakukan dengan membagi-bagikan daging ayam kepada warga sebagai bentuk penghormatan mereka kepada nenek moyang. Ada juga jajanan pasar yang dibagikan dari hasil yang mereka dapatkan selama satu tahun, yakni segala jenis buah dan sayur-sayuran.

Kemudian, lanjutnya lagi, ada tumpeng yang dimakan bersama, hal ini juga sebagai bentuk syukur mereka. Dan ada bubur suro. Bubur suro ini untuk memberikan penghormatan kepada leluhur mereka agar di desa tersebut selalu aman dan selalu mendapatkan keselamatan. Bubur suro itu ada dua jenis, yakni bubur merah dan bubur putih.

Dan yang terakhir ada bunga mawar yang diletakkan di dalam gelas berisikan air. Itu, sambung Sukiman sebagai penyejuk dalam melaksanakan penghormatan kepada leluhur dalam melaksanakan sedekah bumi.

“Bunga itu adalah sebenarnya suatu tradisi untuk mewarnai bahwa bunga itu adalah menurut orang tua dulu semacam pendingin dalam melaksanakan sedekah bumi ini,” ungkapnya.

Penyerahan bibit tanaman oleh Rita Wati, KPPL Rejang Lebong

Disisi lain, dalam acara sedekah bumi itu, Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Rejang Lebong menyumbangkan bibit tanaman. Bibit tersebut nantinya akan ditanam warga setempat. Pembibitan ini akan terus dilaksanakan dan menjadi bagian dari acara sedekah bumi. Hal ini kata Solihin, untuk membantu penghijauan kembali di desa tersebut. Tidak hanya mengambil hasil dari bumi tetapi juga dapat menghasilkan.

“Kita harus memulihkan kembali apa yang sudah kita buat dengan melakukan penghijauan kembali. Karena kitakan bersyukur, jadi kita bersyukur ini tidak hanya meminta saja tapi kita juga harus berbuat. Paling tidak kita menanami kembali bibit tersebut di bumi. Hasilnya itu juga bermanfaat untuk masyarakat,” imbuhnya.

Untuk diketahui, pelaksanaan sedekah bumi ini bisa terlaksana berkat dana sumbangan masyarakat setempat.

Baca Juga
Tinggalkan komen