Bengkulu #KitoNian

Revolusi Mental Butuh Komitmen Seluruh Elemen Masyarakat  

Kesbangpol-Badan kesatuan bangsa dan politik provinsi Bengkulu menggelar sosialisasi gerakan nasional revolusi mental

BENGKULU – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bengkulu gelar sosialisasi gerakan nasional revolusi mental. Acara ini diikuti 125 orang peserta  perwakilan ASN kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, tokoh pemuda, mahasiswa dan pelajar.

Acara yang berlangsung pada Selasa 8 Mei 2018 di Ballroom Nala Seaside Hotel Pantai Panjang ini, secara resmi dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Gotri Suyanto. Dalam sambutannya Gotri mengatakan ada tiga nilai yang menjadi fokus dalam revolusi mental, yaitu Integritas, etos kerja dan gotong royong.

Menurut Gotri, gerakan ini sebagai upaya memperbaiki dan membangun cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja bangsa Indonesia,  berdasarkan Pancasila yang berorientasi kepada kemajuan agar Indonesia menjadi negara maju, modern makmur sejahterah dan bermartabat.

Krisis mental menurut Gotri, tergambar dalam sebuah survei internasional yang membandingkan kualitas budaya antar bangsa yang menyatakan Indonesia hampir selalu mendapat nilai yang cukup rendah dalam hal baik.

Misalnya pada tahun 2015 dalam indeks daya saing global Indonesia mendapat penurunan 2 peringkat. Yaitu diurutan 37 dari 140 negara, sedangkan untuk hal negatif cenderung memperoleh skor tinggi. sebagai contoh tingkat korupsi dan konflik antar golongan.

Dengan kegiatan sosialisasi ini diharapkan munculnya dukungan dan peran aktif tiap elemen masyarakat karna kunci keberhasilan pelaksanakan revolusi mental adalah keterlibatan seleuruh element masyarakat.

“Ini perlu komitmen bersama tidak cukup dengan kesbangpol saja untuk menggerakkan ini, tapi seluruh komponen harus bersama sama bergerak sehingga nilai baiknya meningkat dan nilai buruknya menurun,” ujar Gotri.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Farid Hamzah menjelaskan, meski saat ini masih dalam batas normal tapi potensi krisis mental khususnya dikalangan anak muda diprovinsi Bengkulu sangat besar. Peran keluarga, rekan sepermainan, tokoh masyarakat dan agama sangat berpengaruh mencegah krisis karakter dan jati diri yang dialami bangsa ini, dan  salah satu medianya melalui gerakan revolusi mental.

“Mungkin nanti kita akan memberikan brosur-brosur ringan tentang mengajak merevitaliasasi mental kembali ke norma adat istiadat perilaku dan hukum di negara Indonesia,” kata Farid.

Farid juga menghimbau agar masyarakat menggunakan media sosial lebih arif dan cerdas. apabila mendapatkan informasi yang meragukan bandingkan dengan informasi dari portal resmi. Jangan langsung percaya dan membagikannya

Baca Juga
Tinggalkan komen