Bengkulu News #KitoNian

Mahasiswa IAIN Curup Demo Tuntut Transparansi Anggaran

Aksi demonstran ratusan mahasiswa IAIN Curup

Rejang Lebong – Ratusan mahasiswa IAIN Curup menggelar aksi demonstrasi menuntut keterbukaan atas pengelolaan anggaran dan perbaikan fasilitas pendidikan, di halaman Rektorat IAIN Curup, Selasa (10/12/19).

Korlap aksi yang juga ketua Aliansi Mahasiswa IAIN Curup, Muhadi Hengki Pranata dalam orasinya meminta agar pihak kampus terbuka dalam mengelola dana DIPA, dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) perguruan tinggi, dana dari Kemenag RI, hibah dari Pemprov Bengkulu sebesar Rp. 2 Miliar serta beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

“Pada bidang saran dan prasarana diantaranya, mangkraknya pembangunan Akademik Centre, tindak lanjut pembangunan masjid, sarana kampus yang banyak rusak, keamanan parkiran dan fasilitas aula di fakultas Syariah serta ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, terdapat juga pembayaran seminar proposal dan skripsi, kartu perpustakaan Rp. 200.000, TOEFL dari Rp. 75.000 menjadi Rp. 300.000, hingga pungutan biaya kebersihan penggunaan fasilitas kampus Aula rektorat, Aula Tarbiyah Aula dan perpustakaan.

Setelah melakukan orasi sekitar dua jam, mahasiswa berusaha masuk kedalam rektorat, untuk meminta penjelasan atas tuntutan mahasiswa. Namun akhirnya Wakil Rektor III Dr. Kusen, M.Pd, Wakil Rektor II Hamengkubuwono, Kabag. Umum dan Keuangan Linda Elvianti dan beberapa pejabat lainnya, menemui mahasiswa.

“Terkait tuntutan anggaran DIPA dan PNBP tidak bisa diungkapkan semua karena terkadang ada perubahan dan hal itu merupakan kewenangan Rektor. Sedangkan dana hibah sebesar Rp. 2 Miliar dari Pemprov. Bengkulu digunakan untuk pembelian tanah dan langsung dikirim pada rekening penjualnya,” tutur Hamangkubuwono.

Sementara untuk pembangunan masjid pada Februari 2018 sudah membentuk panitia, dan saat pengajuan pemotongan honor dan lainnya untuk pembangunan, para karyawan menolak. Selain itu, pembangunan masih dalam pembahasan apakah akan dibangun didalam (belakang) atau masjid yang ada saat ini (di depan). Jika dibangun di dalam, maka orang luar akan kesulitan untuk ikut beribadah di masjid kampus.

Terkait sarana dan prasarana, memang kondisinya sangat dilematis. Jika iuran dinaikan maka mahasiswa akan terbebani. Sedangkan untuk pungutan seperti biaya sidang ujian skripsi dan wisuda itu merupakan kesepakatan dengan mahasiswa sendiri, karena pihak kampus tidak menyediakan konsumsi atau souvenir untuk wisuda.

“Terkait pembangunan gedung Akademik Center berkapasitas 4 ribu orang senilai Rp. 26.074.800.000 seharusnya telah selesai pada 2017 dan mengalami perpanjangan 2017 dan kembali tidak selesai, selanjutnya diputuskan oleh BPK karena dinilai hanya akan membebani kontraktor untuk bayar denda saja. Saat ini tersisa anggaran sekitar Rp. 17 Miliar,” tambahnya.

Saat aksi, para mahasiswa juga membawa pamplet yang diantaranya bertuliskan Jangan Matikan Keadilan, Matikanlah Mantan, Kami Tidak Peduli Skincare Kami Luntur Yang Penting Membela Kebenaran serta Jangan Hilangkan Helm Kami, Hilangkan Saja Mantan Ku.

“Semua tuntutan akan kembali disampaikan pada Rektor dan kami meminta jawaban 1×24 jam. Jika esok hari kami tidak mendapat jawaban, maka berencana akan kembali melakukan AUR dengan menurunkan massa yang lebih besar,” tutup Presma IAIN Curup, Yoga.

Penulis : Dedi Rasyid

Baca Juga
Tinggalkan komen